Berusaha Mencari Keridhaan Allah Saat Ramadhan
Menerima apa yang menjadi ketentuan membuat Allah memberikan keridhaannya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ridha adalah di mana kita sebagai hamba Allah SWT selalu berbuat sesuatu yang membuat Allah senang atau ridha dan Allah meridhai apa yang engkau perbuat. Menerima apa yang menjadi ketentuan membuat Allah memberikan keridhaannya.
"Ridha hamba kepada Allah berarti ia menerima dan tidak membenci apa yang menjadi ketetapan Allah," kata Pimpinan Majelis Taklim dan Dzikir Baitul Muhibbin, Habib Abdurrahman Asad Al-Habsyi, lewat dakwah online, Senin (4/5).
Habib Abdurrahman menuturkan, sedangkan ridha Allah kepada hamba berarti Allah melihat dan menyukai hamba-Nya yang menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Untuk itu marilah berbuat yang dapat mendatangkan keridhaan Allah.
Dalam kehidupan, kata Habib, kita butuh banyak hati yang saling ridha sehingga Allah pun menghadirkan keridhaan-Nya. Maka dari itu, kata dia, mulailah dengan mencintai sesama, jagalah perasaan manusia, penuhi hak orang lain, banyaklah berkorban untuk manusia, jalanilah hidup ini hanya semata-mata untuk kebaikan dan bernilai ibadah.
"Dengan demikian kita sedang menjemput ridhanya Allah," katanya.
Menurutnya, jika Allah menghadirkan ridha-Nya, maka berkah langit akan diturunkan dan berkah dari bumi akan dinaikkan. Seandainya engkau menyadari betapa cepatnya engkau dilupakan setelah engkau meninggal dunia, maka pastilah engkau tidak akan mencari ridhanya manusia.
Ridha adalah muara kelezatan iman. Rasulullah bersabda:
ذَاقَ طَعْمَ الإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً
“Akan merasakan kelezatan/manisnya iman, orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabbnya (Tuhannya) dan Islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad sebagai rasulnya” (HR. Muslim) .
"Selamat mencari ridha Allah di bulan penuh berkah," katanya.