Kata Buya Yahya dan Muhammadiyah Soal Dhukhan 15 Ramadhan
Dalil dhukhan 15 Ramadhan dinilai tidak kuat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam di Tanah Air tengah dihebohkan dengan akan terjadinya peristiwa dhukhan pada 15 Ramadhan. Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pesantren al-Bahjah, Buya Yahya, menilai pesan tersebut tak begitu bermanfaat. Pasalnya, menyerukan sujud atau dzikir tak perlu dengan menakut-nakuti atau dengan menunggu ramalan yang tidak jelas.
“Perbanyaklah sujud dan berdzikir tanpa harus menunggu suara. Karena kematian bisa datang kapan saja. Kiamat juga akan tiba. Yang penting adalah persiapan diri,” tutur Buya, sebagaimana dikutip dari akun Youtube resminya, Senin (4/5). Dia menekankan, dalam bulan suci Ramadhan dan kekhawatiran pandemik Covid-19, hal yang perlu ditingkatkan adalah ibadah.
Terkait riwayat yang menyebutkan dhukhan akan terjadi pada 15 Ramadhan 1441 H dan bertepatan pada Jumat (8/5) dinilai merupakan riwayat yang tak dibenarkan. Bahkan, merujuk pada Ibnu al-Jauzi dan pakar hadist lainnya, ia menegaskan, tak ada hadist sahih yang menjelaskan hal itu. “Kesimpulannya, Ibnu al-Jauzi dan lainnya mengatakan bahwa itu adalah riwayat yang tak dibenarkan,” ujar dia.
Karena itu, dia menyatakan bahwa kegaduhan itu merupakan upaya yang tak patut disebarkan. Jika nyatanya hadist tersebut benar, menurut Buya, tak ada langkah lain yang lebih penting daripada memperbaiki sifat dan perbuatan.
Oleh sebab itu, menurut Buya Yahya, tak ada alasan untuk menakuti orang lain. “Sementara hadist itu tidak benar,” ungkap dia
Dia mengungkapkan, setiap tahun selalu ada 15 Ramadhan dan tak terjadi apa pun sebagaimana disebutkan hadist yang beredar. Karena itu, menurut dia, jikalau kejadian itu memang akan datang, pelaksanaannya akan pada waktu yang tepat.
“Anda ahli iman, perbaiki saja semuanya. Adapun kita diam rumah kali ini bukan karena dentuman atau yang lain, tapi karena anjuran pemerintah dan pihak kesehatan demi kebaikan kita,” ucap dia.
Beberapa waktu lalu, unggahan yang disebut berasal dari "Hadist Viral" sempat viral dan beredar di media sosial. Isinya menyatakan bahwa dhukhan akan terjadi pada 15 Ramadhan 1441 H.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, mengatakan bahwa hal tersebut tak lebih daripada takhayul. “Itu takhayul. Apa dasarnya?” tutur dia ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (4/5).
Menurut dia, tak ada dalil ataupun hadits sahih yang menyebutkan kejadian tersebut. Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar tak memercayai dan takut akan hal tersebut. “Masyarakat tak perlu memercayainya,” kata dia.