Dibantu China, Italia tak Mau Ubah Kebijakan Luar Negeri

Menteri Pertahanan AS menyinggung Rusia dan China memanfaatkan pandemi di Eropa.

EPA-EFE/CIRO FUSCO
Sejumlah warga melihat konvoi truk pembawa rumah sakit modular untuk orang-orang yang terkena virus Corona saat tiba di Ospedale del Mare, Naples, Italia, Senin (6/4). Lusinan warga yang mengalami masa lockdown di rumah menyambut kedatangan konvoi truk tersebut. Pemerintah Italia menerapkan lockdown nasional untuk mengurangi penyebaran virus Corona.
Rep: Rizky Jaramaya/Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan, Italia tidak akan mengubah kebijakan luar negeri meski telah menerima bantuan darurat untuk mengatasi virus corona dari China dan Rusia. Pernyataan Conte tersebut merupakan tanggapan dari komentar Menteri Pertahanan AS, Mark Esper beberapa waktu lalu.

Baca Juga


"Sehubungan dengan geopolitik yang telah menerima bantuan, saya dapat mengonfirmasi bahwa kebijakan luar negeri kita hari ini sama dengan kebijakan kemarin," ujar Conte dalam sebuah laporan oleh surat kabar La Stampa.

Pada Senin lalu, Esper mengatakan bahwa Rusia dan China telah memanfaatkan pandemi virus corona untuk mengedepankan kepentingan mereka di Eropa. Mereka ingin membentuk sayap baru di NATO dan Eropa.

Rusia dan China telah memberikan bantuan ke Italia dengan mengirim dokter, peralatan medis, dan masker. Italia merupakan salah satu negara di Eropa yang terkena dampak pandemi virus korona paling parah. Conte mengatakan, Italia telah mengelola semua bantuan secara transparan kepada publik.

“Kami berkomunikasi dengan semua orang, tetapi pilar keamanan kami adalah NATO dan Uni Eropa. Dan mereka tetap seperti itu," kata Menteri Pertahanan Italia, Lorenzo Guerini dalam wawancara terpisah kepada harian la Repubblica.

Guerini mengatakan, Italia telah menerima bantuan dari beberapa negara temasuk Eropa, Amerika Serikat, China dan Rusia. Dia menegaskan, pemberian bantuan tersebut tidak mengubah kerangka kebijakan luar negeri Italia. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler