Dugaan Planet Kesembilan Terus Memicu Perdebatan Ilmuwan

Ilmuwan menduga planet kesembilan bukanlah planet.

Antara/Sigid Kurniawan
Pelajar melihat mural tentang tata surya di kawasan Pademangan Timur, Jakarta Utara, Senin (11/11/2019).
Rep: Febryan A Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Astrofisikawan dari University of Colorado Boulder, Marie Madigan, berteori bahwa Planet Kesembilan di Tata Surya hanyalah kumpulan puing-puing. Oleh karena itu, entitas tersebut diyakini bukanlah planet sama sekali.

Planet Kesembilan diyakini para ahli adalah adalah entitas yang berada lebih jauh dari Pluto atau sekitar 20 kali jarak Neptunus ke Matahari. Sedangkan massanya, 10 kali lebih berada dari massa Bumi.

Menurut Madigan, planet misterius itu adalah 'gravitasi kolektif' yang terdiri dari cakram puing-puing sedingin es. Jumlah puing-puing kecil itu diperkirakan jutaan.

"Apa yang kami lakukan adalah memperhitungkan kekuatan gravitasi di antara semua benda kecil ini," kata Madigan memaparkan hasil risetnya bersama mahasiswa pascasarjananya Alexander Zderic kepada Scientific American.

Lantas dari mana asal puing-puing tersebut? Madigan mengatakan, puing-puing itu adalah sisa-sisa dari pembentukan awal Tata Surya. Ketika Jupiter, Saturnus, Neptunus, dan Uranus terbentuk, sisa-sisa puing yang tidak melekat akhirnya menuju ke tepi luar Tata Surya.

Sebagian besar puing itu, yang dinamakan Madigan sebagai 'cakram berserakan primordial,' berserakan hingga melampaui Pluto. Puing-puing itulah yang akhirnya membentuk formasi cincin dan membuat sistem yang mirip dengan gasing berputar.

"Akhirnya (puing-puing itu) menjadi lebih stabil. Itulah sebabnya beberapa orang mungkin berpikir itu adalah planet yang belum ditemukan," katanya.

Peneliti lain tak mendukung teori Madigan. Diantaranya adalah Mike Brown dan Konstantin Batygin dari California Institute of Technology, yang menyangsikan bahwa Planet Kesembilan adalah kumpulan puing yang terbentuk pada masa awal pembentukan Tata Surya.

Mereka mengatakan, jika terbentuk pada masa awal Tata Surya, Planet Kesembilan tidak akan stabil. Sebab Tata Surya terbentuk dalam gugusan bintang.

"Gangguan dari bintang yang lewat akan mengacaukan cincin ini (Planet Kesembilan). Mereka akan menghancurkan koherensinya dan membubarkannya," kata Brown dan Batygin.

Planet Kesembilan pertama kali doteorikan para ahli di Institut Teknologi California (Caltech) pada tahun 2016. Mereka melihat sekelompok objek es di tepi tata surya memiliki orbit yang miring. Objek es yang dinamakan Trans-Neptunus (TNOs) itu diyakini dibengkokkan oleh tarikan gravitasi Planet Kesembilan.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler