Penjualan Timun Suri Tahun Ini tak Semarak Tahun Lalu
Penjualan timun suri di Jakarta merosot karena terdampak corona.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjual timun suri sering bermunculan di pasar maupun di pinggir jalan selama bulan Ramadhan. Namun, kini penjualan buah berwarna kuning emas ini tidak semarak tahun sebelumnya.
Erwin (45), pedagang buah di Pasar Baru Metro Atom, Jakarta Pusat, mengatakan tahun lalu dia bisa menjual 2 kuintal atau 200 kilogram (kg) timun suri dalam satu hari. Sedangkan tahun ini dua kilogram saja susah.
"Karena yang beli enggak ada yang ke pasar, pada takut sama corona," kata Erwin, Ahad (10/5).
Timun suri tersebut dibeli dari penjual di Pasar Induk Kramatjati, kadang juga dipesan dari petani di wilayah Kabupaten Bogor. Karena penjualan yang sepi, pedagang tidak berani untuk membeli dalam jumlah banyak. Minimal pesan satukuintal untuk satu pekan.
"Beda kalau tahun lalu saya pesan lima kuintal untuk sepekan, itu pun bisa lebih," katanya.
Erwin mengaku, kini timun suri dijual dengan harga terjangkau, yakni dari Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu untuk berat lebih dari 1 kg. Sementara, Abah Jana (65) penjual timun suri musiman di wilayah Jagakarsa, menjual timun suri berdasarkan besar kecilnya ukuran.
"Kalau yang kecil Rp 10 ribu, yang gede Rp 15 ribu," kata Abah yang tidak punya timbangan.
Sebagai pedagang musiman, Abah Jana menjual timun suri di pinggir jalan dekat pemukiman warga Ciganjur, Jagakarsa. Timun suri yang dijualnya tidak terlalu banyak, yakni sekitar 10 kg saja. Dia membeli dari temannya di wilayah Kabupaten Bogor.
Timun suri merupakan buah berasal dari suku labu-labuan. Buah yang dijual musiman selama Ramadhan. Buah timun suri memiliki manfaat apabila dikonsumsi saat buka puasa, bisa meredakan panas dalam. Dalam literatur disebutkan memiliki kandungan nutrisi seperti kalium yang bermanfaat menjaga kesegaran tubuh.
"Hidangan buka puasa paling khas itu ya timun suri, buahnya segar kalau diserut dan campur air," kata Sofi. penikmat timun suri.