Tiga Penemuan Astronomi Menakjubkan dari Yunani Kuno

Orang Yunani memiliki wawasan tentang pengetahuan astronomi dunia kuno.

Dailymail
Tiga Penemuan Astronomi Menakjubkan dari Yunani Kuno
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The Histories oleh Herodotus (484 sebelum Masehi) menawarkan pengetahuan luar biasa ke dunia seperti yang diketahui orang Yunani kuno pada pertengahan abad kelima sebelum masehi. Tidak hanya soal geografi, tapi juga mengandung wawasan yang menarik tentang pengetahuan astronomi dunia kuno.


Seperti yang dilansir dari Space, Senin (11/5), ada empat penemuan astronomi yang menakjubkan dari Yunani kuno. 

Planet-planet mengorbit matahari

Aristachus dari Samos (310 sebelum Masehi) berpendapat matahari adalah pusat dari kosmos dan menempatkan semua planet yang dikenal saat itu dalam urutan jarak yang tepat di sekitarnya. Ini adalah teori heliosentris awal tata surya yang diketahui.

Sayangnya, teks asli di mana dia membuat argumen ini hilang dari sejarah. Jadi, tidak tahu bagaimana dia bisa menemukan itu. Aristachus tahu matahari jauh lebih besar daripada bumi atau bulan dan ia mungkin menduga seharusnya ada yang memiliki posisi sentral dalam tata surya.

Ukuran bulan

Salah satu buku Aristarchus yang bertahan hidup adalah tentang ukuran dan jarak matahari dan bulan. Dalam buku tersebut, Aristarchus menjabarkan perhitungan percobaan paling awal yang diketahui dari ukuran relatif dan jarak ke matahari dan bulan.

Ia mengamati matahari dan bulan tampak berukuran sama di langit dan matahari lebih jauh. Mereka menyadari ini dari gerhana matahari, yang disebabkan bulan yang melintas di depan matahari pada jarak tertentu dari bumi.

Juga pada saat ketika bulan berada pada kuartal pertama atau ketiga, Aristarchus beralasan matahari, bumi, dan bulan akan membentuk segitiga siku-siku. Aristarchus menggunakan segitiga itu memperkirakan jarak ke matahari adalah antara 18 dan 20 kali jarak ke bulan. Dia juga memperkirakan ukuran bulan kira-kira sepertiga dari bumi, berdasarkan waktu gerhana bulan.

Sementara perkiraan jaraknya ke matahari terlalu rendah (rasio aktualnya adalah 390) karena kurangnya ketepatan teleskopik yang tersedia pada saat itu, nilai rasio ukuran bumi ke bulan secara mengejutkan akurat (bulan memiliki diameter 0,27 kali dari bumi).

Ilustrasi Gerhana bulan total - (dok. Republika)

Lingkaran bumi

Eratosthenes (276 SM) adalah kepala perpustakaan di Perpustakaan Agung Alexandria dan seorang pencoba yang tajam. Metode Eratosthenes yang terkenal, namun sederhana mengandalkan pengukuran panjang bayangan pengukuran panjang bayangan yang berbeda, yang dilemparkan oleh kutub yang menempel secara vertikal ke tanah pada tengah hari di titik balik matahari musim panas. Posisinya di lintang yang berbeda.

Matahari cukup jauh sehingga di mana pun sinarnya tiba di bumi, mereka sejajar secara efektif, seperti yang sebelumnya ditunjukkan oleh Aristarchus. Jadi perbedaan dalam bayangan menunjukkan seberapa banyak permukaan melengkung bumi.

Eratosthenes menggunakan ini untuk memperkirakan keliling bumi sekitar 40 ribu kilometer. Ini berada dalam beberapa persen dari nilai aslinya, sebagaimana ditetapkan oleh geodesi modern. Sayangnya, sebagian besar karya-karya ini hilang dari sejarah dan kebangkitan ilmiah manusia tertunda ribuan tahun. Kita bisa berspekulasi di mana peradaban kita mungkin sekarang jika ilmu kuno ini terus berlanjut.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler