In Picture: Masa Darurat Pandemi Covid-19 di Jepang

PM Jepang Shinzo Abe memperpanjang kembali masa darurat nasional hingga 31 Mei .

Warga menggunakan masker wajah untuk menekan penyebaran penyebaran virus corona di Tokyo Senin (11/5). Jepang telah memperpanjang keadaan darurat hingga akhir Mei 2020.

Karyawan restoran mengenakan pakaian alat pelindung diri untuk menekan penyebaran COVID-19 saat berjalan di kawasan Yokohama, Tokyo, Jumat, 8 Mei 2020. Perdana Menteri Shinzo Abe mengumumkan bahwa Jepang memperpanjang keadaan darurat hingga akhir Mei 2020.

Pekerja kembali beraktivitas di kawasan bisnis, Tokyo, Jepang, Kamis (7/5). Jepang telah memperpanjang keadaan darurat hingga akhir Mei 2020.

Warga menggunakan masker wajah untuk menekan penyebaran penyebaran virus corona di stasiun kereta bawah tanah di Tokyo Senin (11/5). Jepang telah memperpanjang keadaan darurat hingga akhir Mei 2020.

Pekerja kembali beraktivitas di kawasan bisnis, Tokyo, Jepang, Kamis (7/5). Jepang telah memperpanjang keadaan darurat hingga akhir Mei 2020.

Pekerja kembali beraktivitas di kawasan bisnis, Tokyo, Jepang, Kamis (7/5). Jepang telah memperpanjang keadaan darurat hingga akhir Mei 2020.

Warga menggunakan masker wajah untuk menekan penyebaran penyebaran virus corona di stasiun kereta bawah tanah di Tokyo Senin (11/5). Jepang telah memperpanjang keadaan darurat hingga akhir Mei 2020.

Sebuah spanduk imbauan agar orang-orang tinggal di rumah untuk menekan penyebaran COVID-19 dan pandemi coronavirus di kawasan pertokoan, Tokyo, Jepang, Senin (11/5). Awal bulan ini, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memperpanjang keadaan darurat sampai akhir Mei 2020.

Rep: Thoudy Badai Red: Mohamad Amin Madani

REPUBLIKA.CO.ID,  TOKYO — Pada 7 April, Jepang menyatakan darurat nasional yang dijadawalkan berlaku hingga 6 Mei lalu untuk tujuh prefektur, termasuk di Ibu Kota Tokyo. 


Namun, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memperpanjang kembali masa darurat nasional hingga 31 Mei mendatang. Ia menilai penurunan jumlah kasus baru di negara itu yang belum terjadi cukup cepat dan rumah sakit serta fasilitas medis masih tetap waspada, menyusul jumlah pasien Covid-19 yang meningkat. 

Dengan status darurat yang diberlakukan, banyak bisnis yang harus ditutup sementara dan orang-orang harus berada di rumah masing-masing kecuali untuk membeli bahan makanan, obat-obatan, atau mencari perawatan medis. Tetapi, dalam laporan terbaru pada Ahad (10/5), pencabutan status darurat dinilai telah dapat mulai dilakukan di sebagian wilayah dengan jumlah kasus Covid-19 terbaru yang relatif rendah. 

sumber : AP, EPA-EFE
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler