Kementan Subsidi Pengiriman Hasil Cabai dan Bawang Merah

Bantuan distribusi juga bertujuan agar hasil panen dapat terserap pasar

Kementan
Kementan subsidi distribusi cabai dan bawang merah hasil panen.
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam beberapa kesempatan menyatakan bahwa ketahanan pangan tidak saja bertumpu pada aspek ketersediaan pangan, tetapi juga pada distribusi pangan yang merata ke seluruh wilayah, terlebih lagi di saat pandemi Covid-19 dan menjelang Idulfitri. Untuk itu Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) membantu kelancaran distribusi pangan dengan memberikan fasilitasi pengiriman dari daerah yang sedang panen atau surplus ke wilayah yang mengalami kelangkaan dan kenaikan harga yang tinggi.

Kepala BKP Kementan, Agung Hendriadi mengatakan bahwa pihaknya rutin melakukan pemantauan ketersediaan pangan yang ada di seluruh provinsi, untuk memastikan tidak adanya kelangkaan pasokan maupun kenaikan harga yang tinggi,

“Sehingga kita tahu cabai di suatu provinsi misalnya, itu minggu depan tersedia atau tidak, kalau tidak tersedia kita lakukan intervensi," jelasnya dalam sebuah diskusi daring, Selasa (12/5).

Adanya bantuan distribusi pangan ini juga bertujuan agar hasil panen petani dapat terserap oleh pasar di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang menghambat pergerakan ekonomi sehingga petani tetap bersemangat untuk berproduksi.

Setelah pertengahan April lalu, BKP Kementan membantu pengiriman cabai merah keriting dari Jateng karena produksinya melimpah ke Jambi dan Sumbar.  Kali ini bantuan distribusi pangan kembali diberikan ke beberapa daerah. Sebanyak 28 ton bawang merah dikirim dari Enrekang ke Ambon pada Selasa (11/5), sebanyak 7 ton bawang merah dikirim dari Temanggung ke Banda Aceh pada Jumat (8/5), dan pengiriman tahap pertama untuk cabai rawit merah sebanyak 4 ton dari Tuban ke Pontianak pada Minggu (10/5), untuk stabilisasi pasokan dan harga.

Diketahui, bawang merah mengalami kelangkaan pasokan di Maluku. Hal ini diakui oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Maluku, Lutfi Rumbia. Dia mengatakan, tingginya harga bawang merah di pasar tradisional di Maluku karena minimnya pasokan dari sentra produksi bawang merah.

“Harga bawang merah cukup tinggi mencapai 48 ribu sampai 60 ribu perkilo gram,” ujarnya.

Diapun berharap  pasokan bawang merah tersebut dapat menstabilkan pasokan dan harga di tingkat konsumen bisa turun dari harga saat ini atau masyarakat dapat membeli bawang merah dengan harga yang lebih murah.

Kebijakan subsidi biaya pengiriman bawang merah ini diakui sangat membantu distributor bawang merah di Ambon. Herman, salah satu distributor menyatakan kegiatan ini sangat membantu menstabilkan pasokan dan harga pangan,

“Ya ini termasuk langkah yang baik bagi masyarakat khususnya kami pedagang bawang merah di Ambon, karena ini membantu menstabilkan pasokan dan harga pangan,” ujar Herman.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler