Stres Hadapi Pandemi Bisa Pengaruhi Siklus Menstruasi

Akumulasi stres memberikan dampak berbeda bagi tiap perempuan.

Jadwal haid. Stres dan kecemasan selama pandemi Covid-19 bisa mengganggu siklus menstruasi.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Stres dan kecemasan selama masa-masa lockdown dan pembatasan sosial dapat berdampak pada siklus menstruasi.

Dokter naturopatik berlisensi dari Los Angeles, Amerika Serikat, Kate Denniston, mengatakan, akumulasi stres tersebut memberikan dampak berbeda-beda bagi tiap orang. Umumnya, siklus menstruasi menjadi terlambat atau bahkan sama sekali tidak mengalaminya.

"Ini terjadi karena tubuh beradaptasi untuk melindungi diri. Berdasarkan tingkat stres dan sinyal otak, bisa jadi tubuh memutuskan bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berovulasi atau mengalami menstruasi," kata Denniston.

Komunitas medis belum memiliki informasi yang cukup mengenai pengaruh Covid-19 terhadap organ-organ dalam tubuh. Namun, telah banyak dijumpai bahwa stres dan kecemasan yang ditimbulkan pandemi memberikan efek hilir pada kesehatan reproduksi.

Lebih dari 223 ribu kasus yang dikonfirmasi di Inggris menunjukkan gejala demam, mual, dan diare. Semuanya dapat menyebabkan gangguan pada menstruasi. Namun, para dokter menyoroti bahwa ini adalah dampak jangka pendek yang hanya bertahan selama terjangkit virus.

Gangguan periode menstruasi bisa pula disebabkan oleh perubahan pola makan dan aktivitas. Selama pandemi, banyak orang yang semula memiliki rutinitas padat, beralih ke gaya hidup yang lebih santai, termasuk makan teratur dan sering berolahraga.

Sebagai akibat dari perubahan drastis tersebut, sebagian perempuan mungkin mengalami aliran haid yang lebih 'berat' dari biasanya. Karena perubahan aktivitas, tidak sedikit pula perempuan yang lupa meminum pil kontrasepsi sehingga berdampak pada menstruasi.

"Jika Anda melewatkan lebih dari satu siklus dan tidak hamil, Anda perlu menindaklanjuti dengan dokter untuk melihat apa yang terjadi," kata seorang dokter, Bindiya Gandhi, dikutip dari laman The Sun.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler