Aktivitas Muslim di Amerika Saat Ramadhan Jadi Serba Virtual

Komunitas Muslim menggalang dana untuk membantu mereka yang kesulitan akibat Covid-19

Muhammad Fakhruddin
Virtual Ramadhan Talk yang digelar Kedubes AS di Jakarta.
Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dua Muslim di Amerika Serikat berbagi pengalaman Ramadhan di tengah wabah Covid-19, dalam acara ngobrol virtual bareng Kedutaan Besar AS di Jakarta.  Acara diawali dengan pemutaran video Kuasa Usaha Ad Interim Kedubes AS Heather Variava yang mengucapkan selamat berpuasa di bulan Ramadhan. Selanjutnya, Wakil Atase Kebudayaan Kedubes AS di Jakarta Emily Abraham menyapa para audiens dari kediamannya di Chicago, Illinois.


Emily juga menceritakan pengalamannya saat Ramadhan tiga tahun terakhir selama bertugas di Indonesia. Meskipun tidak ikut berpuasa, menurut Emily, Ramadhan adalah bulan yang sibuk bagi dia dan para stafnya. Dia dan rekan-rekannya selalu bersiap diri untuk bersilaturahim dengan masyarakat Indonesia. Menggelar buka puasa bersama kolega. Tapi tahun ini hal itu tak bisa dilakukan karena pandemi Covid-19.

Selanjutnya dua Muslim di Amerika Serikat yang berbagi pengalaman dalam ngobrol virtual itu yakni, Yuhaniz Aly asal Seattle, Washington dan Muhammad Muhanna asal Dallas, Texas.   Keduanya alumnus program beasiswa belajar Bahasa, Indonesia National Security Language Initiative (NSLI) dari Departemen Luar Negeri AS. “Banyak yang berubah di Ramadhan kali ini. Saya yang biasanya berpuasa dan berbuka di asrama, sekarang menghabiskan waktu kumpul bersama keluarga,” ujar Yuhaniz, dalam acara Virtual Ramadan Talk, Jumat (15/5).

Yuhaniz menambahkan, pandemi ini telah membuat keluarganya bisa berkumpul. “Sekarang kita bisa makan bersama, berkumpul dan bercerita. Kita juga punya waktu lebih menghubungi sanak saudara di tempat lain,” sambungnya.

Komunitas Muslim di Seattle pun mengubah kegiatan mereka menjadi serba virtual. “Nanti komunitas Muslim yang saya ikuti akan mengadakan penggalangan dana untuk membantu mereka yang kesulitan akibat Covid-19,” cerita Yuhaniz.

Sementara itu, bagi Muhanna, ia kangen untuk bisa kembali beraktivitas Ramadhan dengan komunitas Muslim di kotanya. “Sekarang ini, karena saya bekerja di bidang medis, saya menghabiskan waktu di rumah sakit. Saya hanya bisa makan sedikit dan kembali bekerja,” ujar Muhanna.

Ia mengaku kangen bisa menjalani acara buka bersama dan menghadiri seminar Ramadhan bersama teman-teman Muslim. “Mungkin Ramadhan berikutnya, saat virus corona sudah pergi, kita bisa kembali melakukan kegiatan khas Ramadhan bersama,” harap Muhanna.

Virtual Ramadhan Talk digelar live di Facebook US Embassy. Acara ini ditonton lebih dari 6.000 orang. Dua komunitas yang dibentuk alumni AS program IVLP (International Visitor Leadership Program) di Indonesia, yaitu, komunitas Ramatloka dan Madrasah Digital juga ikut meramaikan diskusi virtual yang dimoderatori Wuri Parmaitri dari Kedubes AS di Jakarta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler