Konser Amal Dikritik, Bamsoet: Tidak Perlu Nyinyir
Ketua MPR menegaskan konser amal bukan politik pencitraan di tengah pandemi corona.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menjawab kritik yang dilontarkan di media sosial terkait penyelenggaraan konser virtual yang diinsiasi MPR RI dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama Band Bimbo serta sejumlah instansi lainnya.
Saat dikonfirmasi, pria yang kerap disapa Bamsoet ini mengatakan, konser itu bukan politik pencitraan, apalagi bila dikaitkan dengan pemilu. "Belanda masih jauh. Sebaiknya nggak perlu ngomel dan nyinyir. Percayalah, berbuat dan berbagi, membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan itu indah," ujar Bamsoet dalam konfirmasinya, Senin (18/5).
Bamsoet menegaskan, konser ini digelar dari rumah masing-masing tanpa ada kumpul-kumpul. Yang ada di studio hanya Bimbo dan pembawa acara. Seperti diketahui, menjelang konser virtual "Berbagi Kasih Bersama Bimbo" ada pihak yang menyebut konser musik dengan mengumpulkan massa di bulan puasa dan PSBB menghina umat Islam dan politik pencitraan.
Padahal, kata Bamsoet, konser amal ini dilakukan MPR, BPIP, BNPB serta BIMBO digelar secara virtual dari rumah masing-masing dan semata mata untuk membantu meringankan nasib masyarakat yang kurang mampu.
Konser virtual bertajuk "Berbagi Kasih Bersama Bimbo" merupakan gagasan dari seniman dan pekerja seni, untuk para seniman dan pekerja seni serta kelompok masyarakat lainnya yang membutuhkan seperti para peternak, nelayan dan petani yang terdampak Covid-19.
Sumbangan yang dilelang pun selain motor listrik dari Presiden Jokowi, ada beberapa lukisan dan jaket yang terjual ratusan juta dari para seniman diberikan secara cuma-cuma untuk membatu saudara-saudaranya yang lebih membutuhkan.
Acara ini didukung para musisi, seniman, tokoh bangsa, hingga pemimpin negara, kata Bamsoet. Dan mereka ikut bernyanyi bersama dalam konser virtual "Berbagi Kasih Bersama Bimbo" dari rumah mereka masing-masing.
Sebagai inisiator konser amal virtual "Berbagi Kasih Bersama Bimbo", Bamsoet bersyukur lelang motor listrik merk Gesits yang ditandatangani Presiden Joko Widodo mampu terjual dengan harga Rp 2,550 miliar. Lelang motor listrik produksi karya anak bangsa tersebut dimenangkan M. Nuh seorang pengusaha dari Kampung Manggis, Jambi.
Dibuka dengan penawaran awal Rp 500 juta, peminat lelang motor listrik Gesits yang disumbangkan Presiden Joko Widodo tersebut nilainya naik terus menjadi Rp 700 juta, Rp 1 miliar, hingga akhirnya jatuh ke tangan M. Nuh dengan harga Rp 2,550 miliar. "Mengalahkan Gabriele Mowengkang seorang pengusaha Manado yang mengajukan penawaran Rp 2,5 miliar, Maruara Sirait Rp 2,2 miliar serta Warren Tanoe Soedibyo Rp 1,550 miliar," ujar Bamsoet.
Mantan Ketua DPR RI ini menuturkan, selain lelang motor Gesits milik Presiden Joko Widodo, turut juga dilelang berbagai barang lainnya. Antara lain lukisan karya Nasirun yang dimenangkan Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar di harga Rp 500 juta, jaket Rigi produksi dalam negeri yang dimenangkan pengusaha nasional Christopher Ekajaya di harga Rp 500 juta, serta lukisan "Macan" karya Iwan Suhaya yang dimenangkan Bambang Soesatyo di harga Rp 150 juta.
"Alhamdulillah dari seluruh donasi yang masuk terkumpul uang sebesar Rp 4.003.357.815. Seluruh pendapatan uang hasil lelang akan disalurkan ke para seniman, pekerja seni, dan saudara-saudara lain yang terdampak pandemi Covid-19 melalui Yayasan Generasi Lintas Budaya. Mudah-mudahan bisa meringankan beban saudara-saudara kita," tutur Bamsoet.
Konser 'Berbagi Kasih Bersama Bimbo' ini diinisiasi MPR RI, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 BNPB, Indika Foundation, GSI Lab, dan KADIN Indonesia. Serta didukung Bank Mandiri, Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS), KitaBisacom, BenihBaikcom, Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), dan Yayasan Generasi Lintas Budaya. Konser disiarkan langsung dari studio TVRI.