Kisah Romantisme Ali dan Fatimah: Keikhlasan di Balik Delima
Fatimah merelakan dengan penuh cinta delima yang diberikan Ali bin Abi Thalib.
REPUBLIKA.CO.ID, Kisah romantisme Ali bin Abi Thalib dan Fatimah banyak diriwayatkan kitab sejarah dan biografi. Di antaranya kisah Ali bin Abi Thalib yang mencoba membahagiakan istrinya.
Ka'b al-Akhbar menjelaskan, ketika Fatimah putri Rasulullah sekaligus istri Ali jatuh sakit, ia ditanya oleh suaminya, "Ya Fatimah, engkau ingin buah apa?" Ia menjawab, "Aku ingin buah delima." Ali pun tertegun sejenak sebab tiada uang sepeser pun baginya.
Namun, ia segera pergi berupaya meminjam uang sedirham, lalu pergi ke pasar membeli buah delima. Di tengah perjalanan pulang, terlihat seseorang yang jatuh sakit tergeletak di pinggir jalan. Ali pun berhenti dan bertanya, "Hai orang tua, apa yang dinginkan hatimu?" Ia menjawab, "Ya Ali, sejak lima hari aku tergeletak di tempat ini. Banyak manusia lalu-lalang di tempat ini. Tiada seorang pun yang acuh padaku, padahal hatiku tergiur pada buah delima."
Maka, Ali pun diam sejenak. Kata hatinya, "Sebuah delima ini sengaja kubeli untuk istriku (Fatimah). Kalau kuberikan pada orang ini, Fatimah pasti kecewa. Namun, jika tidak kuberikan, berarti aku tidak menepati firman Allah SWT."
Kemudian, delima itu pun dibelah menjadi dua, separuhnya diberikan kepada orang tua itu dan ia pun langsung sembuh. Sementara itu, separuh lainnya untuk Fatimah agar dia pun segera sembuh dari sakitnya.
Sesampainya di rumah, Ali malu disambut Fathimah yang merangkul dan mendekapnya seraya berkata, "Sedihkah Anda, demi Allah yang Mahaperkasa lagi Mahaagung, ketika engkau ulurkan tangan dan memberikan buah delima kepada orang tua itu maka puaslah hatiku dan lenyaplah keinginanku pada buah delima itu." Ali pun sangat gembira dengan penuturan istrinya itu.