Sel T dalam Tubuh Bantu Lawan Virus Corona?

Sel T dapat mengidentifikasi dan melakukan koordinasi serangan terhadap virus.

www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi). Sel T dapat mengenali dan menyerang virus di dalam tubuh.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, SAN DIEGO -- Studi terbaru menduga sel T dalam tubuh manusia sehat bisa menjadi kandidat untuk melawan virus corona. Riset digagas Alessandro Sette beserta tim dari Institut Imunologi La Jolla di San Diego, Kalifornia, Amerika Serikat.

Para peneliti mendapati keberadaan sel T yang bisa mengenali dan menyerang virus dalam tubuh. Akan tetapi, virus yang diteliti bukan Covid-19 karena pengambilan sampel dilakukan antara periode 2015-2018, jauh sebelum kasus corona pertama ditemukan pada Desember 2019.

"Memahami kekebalan adaptif terhadap SARS-CoV-2 (nama klinis corona baru) penting untuk pengembangan vaksin, menafsirkan patogenesis penyakit Covid-19, dan kalibrasi langkah-langkah pengendalian pandemi," tulis Sette lewat pernyataan resminya.

Hasil studi telah diterbitkan dalam jurnal Cell akhir pekan silam. Terdapat dua jenis sel T yang ditemukan dalam tubuh relawan, sel T pembantu dan sel T pembunuh. Sekitar sepertiga dari 68 sampel yang diambil sebelum pandemi bermula memuat sel T pembantu.

Sel tersebut mengidentifikasi dan melakukan koordinasi serangan terhadap virus. Sementara, ada empat relawan yang ternyata membawa sel T pembunuh. Sel itu menunjukkan aksi sebaliknya, yaitu menemukan dan menghancurkan sel yang terinfeksi.

Para ilmuwan selama ini kebingungan mengapa ada sebagian pasien positif Covid-19 hanya memiliki gejala ringan bahkan tanpa gejala. Penjelasan yang paling mungkin, gejala mirip flu ringan itu agaknya disebabkan oleh virus corona lain yang berbeda jenis.

Selain sindrom pernapasan akut (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), ada banyak jenis virus corona lain. Sebagian tidak menyebabkan penyakit parah. Jenis mereka berbeda tetapi memiliki fungsi dan struktur yang relatif sama.

Empat jenis virus corona yang bisa menjangkiti manusia diketahui sebagai penyebab infeksi saluran pernapasan bagian atas musiman yang umum. Efeknya bisa menjadi cerminan tingkat kekebalan sebagian individu terhadap SARS-CoV-2.

Studi juga mengamati 10 pasien yang baru pulih dari Covid-19, dengan sampel diambil tiga pekan setelah terserang penyakit. Semua dari mereka memiliki sel T pembantu yang berpotensi bermanfaat dalam darah mereka, sementara tujuh membawa sel T pembunuh.
 
Sette mengatakan, sel T yang ditemukan dalam tubuh tercatat meningkatkan respons kekebalan secara efektif untuk menyasar virus. Pengetahuan tersebut diharapkan dapat membantu desain vaksin dan evaluasi kandidat vaksin untuk Covid-19.

Seorang dokter dari rumah sakit Beijing, China, yang tidak terlibat dalam penelitian mengatakan, ada keterbatasan dalam riset. Ukuran sampel terlalu kecil, dan para peneliti hanya menganalisis pasien yang tidak dirawat di rumah sakit karena gejalanya ringan.

Belum jelas apakah orang yang membawa sel-sel kekebalan ini dapat menghindari penyakit serius yang disebabkan oleh virus corona baru. Sementara, respons kekebalan terhadap virus corona baru bervariasi dari satu orang ke orang lain, dengan banyak hasil riset berbeda.

Penelitian oleh para peneliti Universitas Fudan di Shanghai, China, menemukan tingkat antibodi yang sangat rendah yang memerangi virus pada orang muda yang telah pulih. Para peneliti memperingatkan, antibodi yang tidak memadai dapat meningkatkan risiko infeksi ulang.
 
Studi lain oleh gabungan tim periset dari Shanghai dan New York justru menemukan virus corona bisa menyerang sel T. Walau mekanismenya belum jelas, virus itu dapat masuk dan mematikan fungsi normal sel-sel kekebalan dalam percobaan tabung reaksi. 
 
Dalam beberapa kasus, reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh telah menjadi penyebab kematian pasien Covid-19. Pasien kritis biasanya mengalami "badai sitokin", di mana sistem kekebalan menyerang sel-sel sehat, dikutip dari laman South China Morning Post.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler