WHO: Amerika Latin Jadi Episenter Baru Covid-19

Kematian diperkirakan mencapai 120 ribu orang pada Agustus.

Felipe Dana/AP
Amerika Latin Jadi Episenter Baru Covid-19. Petugas pengurus jenazah membawa jenazah suspek Covid-19 dengan perahu di Manaus, Brasil, 14 Mei lalu.
Red: Yeyen Rostiyani

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Benua Amerika kini menjadi episenter atau pusat pandemi Covid-19. Sebuah riset di Amerika Serikat (AS) memperkirakan, angka kematian akan meningkat di Brasil dan sejumlah negara Amerika Latin lain pada Agustus.  


"Ini bukan saatnya untuk negara-negara tersebut untuk melonggarkan larangan," kata Carissa Etienne, direktur Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk negara-negara Amerika dan ketua Pan American Health Organization (PAHO), Selasa (26/5).

Ada sekitar 2,4 juta kasus Covid-19 di negara-negara Amerika dengan lebih dari 143 ribu kematian. Amerika Latin kini telah melampaui angka Eropa dan AS untuk angka infeksi per hari.

"Kawasan kami telah menjadi episenter pandemi Covid-19," kata Etienne. 

Sedangkan direktur PAHO lainnya memperingatkan, bahwa beberapa pekan ke depan akan menjadi "saat sulit" di kawasan Amerika Latin. Bahkan Brasil disebut memiliki perjalanan panjang sebelum sampai pada saat pandemi dinyatakan berakhir. 

Kekhawatiran WHO juga terarah ke Peru, Cile, El Savador, Guatemala, dan Nikaragua. Wabah meningkat dengan cepat di wilayah tersebut. 

Pada Senin (25/5), tinkat kematian per hari di Brasil mencapai angka tertinggi di dunia. University of Washington memperingatkan bahwa angka kematian di Brasil bisa mencapai 125 ribu jiwa pada awal Agustus. Mereka menyerukan agar Brasil melakukan lockdown. Saat ini AS sudah melakukan larangan kedatangan orang-orang dari Brasil. 

Berdasarkan perkiraan statistik, kematian di Peru diperkirakan mencapai 20 ribu pada Agustus. Pada kurun waktu sama, di Cile dapat terjadi 12 ribu kematian, Meksiko 7 ribu, Ekuador 6 ribu, Argentina 5.500, dan Kolombia 4.500 jiwa. 

Negara di kawasan yang relatif baik menangani pandemi Covid-19 adalah Kuba. Kuba diperkirakan bisa menghadapi kematian 82 orang pada Agustus. 

 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler