Jahe Merah, Meniran, Hingga Sembung Bantu Pasien Covid-19

LIPI kombinasikan herbal Indonesia sebagai peningkat sistem imun pasien Covid-19.

Reuters
Obat herbal dalam bentuk kapsul. Ilustrasi. LIPI mengembangkan imunomodulator untuk pasien Covid-19 berbasis herbal asli Indonesia.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan mitra kerja berhasil menciptakan kandidat imunomodulator berbahan tanaman herbal asli Indonesia untuk membantu pasien melawan Covid-19. Imunomodulator merupakan obat peningkat sistem imun.

"Ini adalah bahan dari tanaman asli Indonesia yang sudah turun temurun digunakan masyarakat, bukan bahan impor," kata peneliti LIPI Masteria Yunovilsa Putra selaku koordinator penelitian dan pengembangan imunomodulator dari bahan herbal untuk penanganan Covid-19 dalam wawancara dengan Antara, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Saat ini, menurut Masteria, pihaknya sedang mempersiapkan uji klinis untuk kandidat imunomodulator yang akan digunakan terhadap 90 pasien infeksi virus corona tipe baru di Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet. Kandidat imunomodulator itu terbuat dari kombinasi herbal dari tanaman obat asli Indonesia.

Kombinasi itu terdiri dari ekstrak dari jahe merah (Zingiber officinale Roxb. var. rubrum Rosc.), meniran (Phylanthus niruri), sambiloto (Andrographis paniculata), dan sembung (Blumea balsamifera). Menurut Masteria, kombinasi herbal tersebut memiliki tiga aktivitas penting, yakni imunomodulator, antiinflamasi, dan antivirus.

Secara studi literatur, senyawa aktif dari empat tanaman herbal tersebut memiliki potensi memulihkan respon imun, menekan peradangan melalui penurunan aktivitas sitokin, dan melawan infeksi virus. Selain itu, LIPI juga telah membuat kandidat imunomodulator berbahan jamur Cordyceps yang telah dibudidayakan di tanah Indonesia.

Jamur Cordyceps memiliki beberapa senyawa aktif yang berguna untuk kesehatan tubuh, yakni cordycepin, adenosine, dan polisakarida. Cordycepin berfungsi sebagai antiinflamasi dan antivirus, adenosine berpotensi sebagai antivirus dan memiliki aktivitas anti-aritmia, dan polisakarida memiliki aktivitas imunomodulator, antioksidan, anti-tumor, serta anti-penuaan dini. Senyawa aktif dalam jamur Cordyceps itu berpotensi melindungi dari serangan virus.

LIPI melakukan uji klinik pengembangan imunomodulator herbal bekerja sama dengan Kalbe, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Universitas Gadjah Mada, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dan Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia.

Baca Juga


sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler