8 Destinasi Wisata Banyuwangi Jadi Percontohan New Normal
Uji coba new normal di delapan destinasi wisata dalam tahap sosialisasi.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY. Bramuda mengungkapkan, ada delapan destinasi wisata andalan di Banyuwangi yang segera dibuka dan dipersiapkan menjadi percontohan penerapan era kenormalan baru di tengah wabah Covid-19. Bramuda mengungkapkan, uji coba penerapan era kenormalan baru di delapan destinasi wisata tersebut masih tahap sosialisasi.
Delapan destinasi wisaya yang dimaksud adalah Alas Purwo, Djawatan, Pantai Cacalan, Grand Watu dodol, Pantai Mustika, Bangsring Underwater, Pulau Merah, dan Ijen. Sosialisasi di delapan destinasi wisata utamanya terkait pengetatan penerapan protokol kesehatan dalam upaya mencegah penularan Covid-19.
"Pelaku wisata, semua sudah kita buatkan standart operational procedur (SOP) tentu kalau semua menjalankan ini akan menjadi senjata baru untuk promosi wisata Banyuwangi," kata Bramuda dikonfirmasi Senin (8/6).
Bramuda menegaskan, pengelola destinasi wisata wajib memudahkan pengunjung dalam penerapan protokol kesehatan. Selain kewajiban mengenakan masker, pengelola juga diwajibkan memastikan ketersediaan hand sanitizer, tempat cuci tangan, kebersihan area wisata maupun menyiagakan tenaga medis dan alat pelindung diri lengkap sebagai penanganan pertama. Selanjutnya, pengelola wisatawa wajib membatasi kunjungan wisatawan untuk penerapan physical distancing.
"Ada pelatihan penanganan pasien, jika ada gejala protokolnya pakai Covid-19. Tiket online dan booking karena setiap destinasi yang kita siapkan untuk pilot project ada kuota," kata Bramuda.
Bramuda mengaku pengelola tempat wisata sudah cukup siap menerapkan protokol kesehatan dalam rangka menyambut era kenormalan baru. Nantinya, kata dia, ketika pengelola wisata sudah siap pada fase sosialisasi, maka akan disimulasikan dan satgas verifikasi turun.
"Sampai tanggal 14 Juni, kita sosialisasi dan pelatihan. Setelah itu verifikasi kelayakan dan menunggu komando kita buka," kata dia.
Bramuda menuntut, pengelola tempat wisata, perhotelan, restoran, maupun warung makan juga harus beradaptasi dengan protap dan aturan yang ketat. Sebab, kata dia, itu menjadi satu-satunya cara agar wistawan bersedia datang ke Banyuwangi. Harus diyakinkan bahwa tempat wisata aman dan nyaman.
Pengelola wisata Bangsring Underwater, Sukir menyatakan kesiapannya menerapkan protokol kesehatan ketat, dalam rangka menyambut era kenormalan baru. Apalagi, itu menjadi satu-satunya upaya agar wisata Bangsring Underwater tetep eksis bagi wisatawan. Sukir mengaku, selama ini pun, pihaknya tetap menjaga kebersihan tempat wisata yang dikelolanya.
"Karena saat ini pun pengunjung masih ada yang masuk. Gak mungkin kita usir. Jadi antisapasi kita untuk menjaga itu. Kita upayakan dengan langkah wajib nermasker, menyediakan tempat cuci tangan. Nanti kita perbaiki lagi," kata Sukir.
Sukir menegaskan, saat ini pun pengungjung masih ada, meskipun jumlahnya sangat sedikit. Itu pun pengunjung lokal. Sukir menyambut baik wacana pemerintah setempat membuka kembali destinasi wisata di era kenormalan baru. Bahkan, dia mengaku siap menerapkan protokol lebih ketat lagi.
"Kalau memang wisata Banyuwangi sudah mulai buka ya kita siapkan lebih," kata dia.