Panduan Aman Ketemuan Saat PSBB Transisi

Pertemuan antara orang-orang tetap ada batasannya saat PSBB transisi.

Republika/Thoudy Badai
Warga beraktivitas dengan menerapkan jarak fisik di Mall Senayan City, Jakarta, Selasa (9/6). Dalam masa PSBB transisi, masyarakat tak diperkenankan berkumpul lebih dari lima orang.
Rep: Puti Almas Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski pandemi Covid-19 belum berakhir, banyak negara di seluruh dunia yang mulai melonggarkan aturan pembatasan yang diberlakukan dalam beberapa bulan terakhir. Warga dunia kini menapaki aktivitasnya dengan risiko penularan Covid-19 yang tetap tinggi mengingat belum ada vaksin maupun obat khusus yang ditemukan untuk mencegah dan mengatasi penyakit ini.

Baca Juga


Dengan memasuki fase terbaru dari ketentuan pembatasan tersebut, pertemuan antar sejumlah orang telah mulai diperbolehkan. Setiap negara memiliki ketentuan masing-masing mengenai jumlah orang yang diizinkan untuk berkumpul, seperti di DKI Jakarta yang membolehkan maksimal lima orang berkerumun saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di masa transisi.

Namun, di Amerika Serikat (AS), negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbesar di dunia, telah mengizinkan sosialiasi antara warga. Pada akhir Mei, pemerintah di dua negara bagian AS, New York dan New Jersey mengeluarkan perintah yang memungkinkan pertemuan terdiri dari 10 orang.

Sebagian negara bagian di Negeri Paman Sam dilaporkan berada dalam fase kedua pembukaan kembali yang memungkinkan individu untuk bertemu dengan lima orang setiap pekan. Dilansir Today, dr Thomas Murray, seorang pakar kesehatan masyarakat sekaligus seorang dokter anak di bidang penyakit menular di Rumah Sakit Yale New Heaven mengatakan bahwa pertemuan antara orang-orang saat ini seharusnya tetap memiliki sejumlah batasan.

Keamanan interaksi

Murray mengatakan bahwa keamanan dalam berinteraksi tergantung dari jumlah penularan virus dalam sebuah komunitas dan tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko infeksi. Derek Chu, seorang sarjana kedokteran klinis di McMaster University di Ontario, Kanada, yang mempelajari cara paling efektif untuk mencegah Covid-19, mengatakan bahwa sejumlah orang yang diizinkan pejabat negara adalah sewenang-wenang. Namun, untuk saat ini pertahankan interaksi kecil dengan teman dekat dan keluarga.

Jika ingin mengunjungi beberapa kelompok selama beberapa hari, pertimbangkan angka kasus Covid-19 di daerah Anda. Meski demikian, tetap perlu diingat semakin banyak orang yang Anda temui, maka semakin tinggi risiko penularan infeksi virus.

Lokasi

Batasi kontak dekat yang berkepanjangan, terutama di area tertutup. Kenakan masker, terutama jika Anda berada di dalam ruangan dan tidak dapat menjaga jarak setidaknya 1,8 meter.

Masker kurang penting jika Anda berada di luar ruangan dan dapat menjaga jarak sosial dengan efektif. Jaga kebersihan tangan dengan baik dan jangan pernah pergi jika mengalami demam, gejala pernapasan, atau gastrointestinal yang bisa menjadi tanda Covid-19.

"Makan malam di ruangan kecil dengan sejumlah orang di mana Anda tidak bisa mengenakan masker karena sedang makan, tentu saya akan berusaha menghindari (acara) ini," ujar Murray.

Bersediakah?

Berpelukan tetap menjadi satu hal yang harus dihindari, meski beberapa orang, terutama sesama saudara atau keluarga dekat mungkin tak ingin melewatkannya. Jika tetap ingin melakukannya, cuci tangan sebelum dan sesudah serta kenakan masker.

Murray merekomendasikan untuk menghubungi orang-orang yang menjadi peserta sebelum pertemuan. Jika pertemuan itu ada di rumah Anda, pertimbangkan untuk memberi tahu orang-orang sebelumnya tentang tindakan pencegahan yang Anda ingin mereka lakukan di acara tersebut.

Saat memutuskan akan hadir, pastikan Anda bersedia menghubungi semua orang di acara tersebut, khususnya jika Anda mengalami gejala Covid-19 atau sakit setelahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler