Alasan Persib Ngotot Lanjutkan Liga

Persib siap menjalankan protokol kesehatan baik di latihan maupun saat pertandingan.

ERSIB.co.id/Rivan Mandala
Jonathan Bauman (kanan) dan Direktur PT PBB, Teddy Tjahyono
Rep: Hartifiany Praisra Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Persib Bandung menjadi salah satu tim yang mendukung kembalinya Liga 1 2020. Persib bahkan siap menjalankan protokol kesehatan baik di latihan maupun saat pertandingan.


Direktur PT Persib Bandung Bermartabat Teddy Tjahyono menyebut, Persib memiliki alasan sendiri kenapa ngotot ingin jalankan kompetisi. Menurutnya, dasar alasan Persib untuk mempertahankan liga adalah untuk kepentingan yang lebih besar, yakni tim nasional Indonesia.

"Semua kompetisi bermuara ke timnas. Suatu timnas akan baik kalau punya kompetisi yang baik. Bahwa kemudian November AFF dipastikan tetap berjalan akhirnya timnas butuh disiapkan," kata Teddy, Selasa (9/6).

Teddy pun mencontohkan, bagaimana Piala Dunia 2021 tetap digelar di Indonesia sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Untuk itu Teddy menyebut pemain timnas harus disiapkan sejak masih berada di klub masing-masing.

"Otomatis timnas kita harus punya prestasi dan kinerja yang baik. Kinerja timnas yang baik ditentukan oleh hasil kompetisi, bukan turnamen," tegas Teddy.

Teddy mengaku, akan banyak kerugian yang diterima timnas jika liga diganti dengan turnamen. Menurutnya, jika ada tim yang sudah gugur di turnamen, pemain tentu akan kembali dilepaskan dan tidak terarah.

"Kalau turnamen ada klub yang pemainnya hanya tiga kali main karena klubnya kalah. Padahal dia pemain timnas, sehingga secara kinerja, match fitness dan fisik pemain sudah apsti tidak akan sebaik bermain di kompetisi full," katanya.

Teddy pun memaparkan alasan kedua mengapa Persib tetap ngotot lanjutkan kompetisi. Menurutnya, kompetisi tetap dijalankan karena adanya protokol kesehatan. Terbukti dari beberapa negara yang sudah menjalaninya terlebih dahulu.

"Protokol kesehatan kita bisa tiru dari Korea dan PSSI sudah bikin, kita bisa jalankan itu. Semoga dengan protokol kesehatan yang ketat mudah-mudahan kita terhindar dari virus corona," kata Teddy.

Teddy pun tak lupa bahwa sepak bola tidak terbatas di lapangan saja. Tapi banyak elemen lain yang memang sudah sangat erat dengan sepak bola.

"Misal sisi ekonomi, dari mulai pemain dan ofisial. Belum dengan pedagang, bahkan wartawan yang berhubungan dengan olahraga. Kalau semua berhenti, ekonomi otomatis berhenti," katanya.

Padahal, ekonomi dan kesehatan sangat berkaitan satu sama lainnya. Teddy pun mengatakan, perlu adanya adaptasi kenormalan baru agar kompetisi bia berjalan seperti biasanya.

"Makanya dari ekonomi dan kesehatan itu akan tercipta titik satu keseimbangan sehingga nanti kita kaan hidup dengan kenormalan baru," kata Teddy.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler