Penyuluh NTT Kawal Petani Tanam Jagung Panen Sapi
37 ton panen jagung dari Timor Tengah Selatan diangkut ke Kupang untuk pakan ternak
REPUBLIKA.CO.ID, TIMOR TENGAH SELATAN -- Petani Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) antusias mendukung program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS). Sebanyak 37 ton hasil panen jagung TJPS dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) telah diangkut ke Kupang, belum lama ini, untuk memenuhi kebutuhan industri pakan ternak.
Kepala BPP Kualin, Yoakim Pao mengaku bangga atas keberhasilan TJPS yang digagas Gubernur NTT Victor B Laiskodat, meskipun Kabupaten TTS terkenal kering namun Kecamatan Kualin berhasil mengembangkan perkebunan jagung seluas 193 hektar pada enam desa. Sementara potensi lahan jagung TTS sekitar 350 hektar.
Menurutnya, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kecamatan Kualin mengawal dan mendampingi petani di enam desa menanam jagung seluas 193 hektar. Varietas jagung adalah Lamuru yang ditanam pada November dan Desember 2019 serta Januari 2020, sehingga panen jagung berlangsung rutin secara bergantian.
"Itu baru daerah kami, Kualin di TTS, belum termasuk kabupaten lain. Gagasan Gubernur agar petani menanam jagung lalu hasil panen dibelikan sapi," kata Yoakim Pao.
Dia menambahkan, sapi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan daging dan kotorannya dimanfaatkan sebagai biogas, kompos dan bokasi, untuk memperbaiki kesuburan tanah. "Petani juga mendapat bantuan benih lamtoro dari pemerintah daerah untuk pakan sapi," ujar dia.
Penyuluh Pusat Yulia Tri di Kementerian Pertanian RI melaporkan bahwa langkah petani TTS didampingi penyuluh Kualin sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian RI Yasin Limpo agar keduanya bersinergi bekerja keras untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pangan. "Pertanian tidak boleh berhenti meski pandemi Covid-19," ucap dia.
Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi mengingatkan tentang pentingnya mematuhi Protokol Kesehatan: utamanya kenakan masker, hindari kerumunan, jaga jarak dan rajin cuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir sebelum dan setelah beraktifitas.
"Petani, penyuluh dan para pemangku kepentingan harus sehat. Kalau sehat, stok pangan pun aman," kata Dedi Nursyamsi.