WHO Sambut Baik Dexamethasone untuk Pasien Covid-19
Dexamethasone diharapkan dapat menekan angka kematian akibat Covid-19
REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut positif terobosan peneliti Inggris atas penggunaan dexamethasone untuk pasien yang terinfeksi virus korona. Pengobatan ini diharapkan dapat menekan angka kematian akibat Covid-19 secara global.
"Dexamethasone, obat steroid, telah terbukti memiliki efek menguntungkan pada pasien yang menderita Covid-19. Menurut temuan awal yang diinformasikan kepada WHO, pengobatan itu terbukti mengurangi angka kematian sekitar seperlima bagi pasien yang menggunakan bantuan oksigen," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Ghebreyesus menambahkan, dexamethasone dapat mengurangi angka kematian bagi pasien infeksi virus corona yang menggunakan ventilator. Dia mencatat, obat tersebut adalah salah satu pengobatan yang dapat digunakan untuk pasien virus corona, termasuk yang memiliki gejala ringan.
"Ini adalah berita yang sangat disambut baik bagi pasien dengan penyakit parah. Obat ini hanya boleh digunakan di bawah pengawasan klinis yang ketat," kata Ghebreyesus.
WHO akan memperbarui pedoman klinis terkait kapan obat dexamethasone harus digunakan bagi pasien infeksi virus corona. Kepala Kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan, penelitian ilmiah Inggris terkait penggunaan dexamethasone untuk pasien Covid-19 sangat signifikan. Namun, data lengkap tentang penggunaan obat ini masih perlu diperiksa lebih lanjut.
"Ini adalah salah satu dari banyak terobosan yang akan kita butuhkan untuk menangani Covid-19 secara efektif, namun itu masih data awal dari suatu penelitian," ujar Ryan.
Dexamethasone merupakan obat perawatan steroid dosis rendah. Dexamethasone selama ini digunakan untuk mengobati kondisi seperti arthritis, gangguan kekebalan tubuh, reaksi alergi, dan masalah pernapasan.
Para peneliti yang dipimpin oleh tim dari University of Oxford memberikan dexamethasone steroid ke lebih dari 2.000 pasien Covid-19 yang sakit parah. Hasilnya, obat tersebut mampu mengurangi risiko kematian hingga 35 persen bagi pasien dengan bantuan ventilator.
https://www.aa.com.tr/en/europe/who-chief-hails-news-on-steroid-drug-to-treat-virus/1880754