Jika Wanita tak Berhias Bukan untuk Suaminya

Wanita muslimah dialrang berhias dan bertingkah laku seperti orang jahiliyah.

Blogspot.com
Jika Wanita tak Berhias Bukan untuk Suaminya. Foto: Berhias (ilustrasi).
Rep: Ali Yusuf Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Syekh Kamil Muhammad Uwaidah dalam kitab Fiqih Wanita mengatakan, berhias untuk selain suami termasuk tabarruj yang dapat mengundang nafsu birahi orang laki-laki yang melihatnya. Dalam hal ini Allah SWT dalam Surat Al-Ahzab ayat 33 berfirman, "Dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku (bertabarruj) seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu."

Tentunya setiap wanita Muslimah memperhatikan firman Allah di atas. Dalam surat An-nur ayat 3, yang artinya "Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan."

Baca Juga



Untuk itu kaum wanita terutama Muslimah juga jangan menampakan perhiasan yang sembunyi, agar maksud menarik perhatian. Jika hal dilakukan maka wanita itu telah berkhianat kepada suami yang tentunya akan mendapatkan celaan dari Allah SWT.

"Jika seorang wanita melakukan hal semacam ini berarti dia telah berbuat kerusakan dan berkhianat kepada suaminya," kata Syekh Kamil.

Syekh Kamil mengatakan pada zaman sekarang ini para penyeru kebebasan wanita telah melakukan kesalahan ketika demikian juga orang-orang sesat yang menyesatkan kehormatan dan kedudukan para wanita. Menurutnya, ada beberapa ucapan dari para penyuluh yang tidak mengetahui iffah atau kesucian dalam dan kehormatan sebagai suatu jalan telah menyentuh hati nurani, sehingga ia temukan kebanyakan dari mereka mengalami perubahan ketika keluarga dan keguncangan jiwa.

Di balik seruan-seruan tersebut mereka menghendaki sesuatu, di mana perbedaan yang ada jika sekalian sama di antara kita dan mereka yang terdapat di dalam Alquran, hadits serta "Aqwalu Al-Aimma'i A'lam (perkataan para imam yang alim) juga ada akal, logika dan hati nurani yang masih bersih.

Syekh Kamil menegaskan Tidak diragukan lagi, bahwa wanita pada zaman sekarang ini memiliki peranan yang sangat besar di tengah-tengah kebodohan kerusakan dan kesiap-siagaan yang dilakukan oleh banyak orang baik itu oleh laki-laki maupun wanita sendiri.

"Jalan yang bisa dianggap tepat untuk sampai pada kebenaran tidak mungkin dicapai dengan ilmu (belajar) aerta mencari manhaj ilmiah dan menempuh jalan yang bersifat logis," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler