Pertamina EP Latih UMKM Strategi Pemasaran di Era New Normal

Pertamina menyelenggarakan Ruang Berbagi Strategi Pemasaran Online Produk UMKM

borneomagazine.com
PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina sekaligus kontraktor kontrak kerja sama di bawah pengawasan SKK Migas, secara konsisten melakukan pengembangan pemberdayaan mitra binaannya dan UMKM.
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina sekaligus kontraktor kontrak kerja sama di bawah pengawasan SKK Migas, secara konsisten melakukan pengembangan pemberdayaan mitra binaannya dan UMKM. Hal itu di antaranya untuk menghadapi era new normal.

Tantangan besar bagi UMKM saat ini adalah untuk dapat bertahan. Karena itu, Pertamina EP melalui unit usahanya Pertamina EP Asset 3 bersama dengan CARE IPB, menyelenggarakan Ruang Berbagi ”Strategi Pemasaran Online Produk-Produk UMKM di Era New Normal”.

Kegiatan Ruang Berbagi diselenggarakan melalui media Zoom. Ada lebih dari 300 peserta yang mengikuti kegiatan tersebut, yang terdiri dari pengelola UMKM, praktisi dan akademisi.

Salah satu produk unggulan Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field, Bagore, merupakan contoh sukses dari hasil berkreasi dan berinovasi serta sukses dalam melakukan penjualan secara daring di masa pandemi.

Saat ini, penjualan ”Bagore” mencapai 1.500 hingga 3.000 toples per bulan dengan omzet mencapai Rp 111 juta. Produk unggulan itu sudah dapat ditemui di berbagai market place Indonesia dan sudah terjual hingga ke manca negara.

‘’Melalui kegiatan Ruang Berbagi, kami berharap agar sukses yang dicapai Bagore dan beberapa UMKM binaan Pertamina EP dapat diikuti oleh seluruh UMKM peserta kegiatan Ruang Berbagi sehingga produknya menjadi market leader di negeri sendiri,’’ kata LR Manager Pertamina EP Asset 3, Heri Fandra, dalam siaran persnya, Jumat (19/6) malam.

Sementara itu, narasumber dalam kegiatan Ruang Berbagi, Rizal Syarief, selaku Guru Besar Sekolah Bisnis IPB sekaligus Ketua Dewan Penasihat CARE IPB, mengatakan, diperlukan inovasi, kreativitas, kolaborasi dan ketekunan agar dapat bertahan di era new normal.

‘’Kejelian melihat peluang juga memegang peranan penting. Kita harus mau belajar memanfaatkan marketplace, media sosial, website dan citra merek jika ingin bertahan,’’ tandas Rizal.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler