Fakta Baru tentang Covid-19 pada Anak

Sindrom inflamasi multisistem pada anak yang kena Covid-19 perlu diwaspadai.

Newsflash / Consejo Jenderal De Colegios Ofic
Kasus peradangan pada anak yang kena Covid-19.
Rep: Puti Almas Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan fakta terbaru tentang infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) pada anak-anak. Di New York, Amerika Serikat (AS), sejumlah anak mengalami penyakit misterius dan berakibat fatal dalan beberapa kasus yang jarang terjadi.

Studi mempelajari sindrom inflamasi multisistem pediatri (MIS-C) pada 33 pasien cilik. Peneliti menemukan bahwa meski gejalanya sindrom peradangan itu berbahaya, dokter dapat mengobatinya. Hanya saja, masih terdapat beberapa masalah yang masih perlu diteliti lebih lanjut.

"Dibandingkan dengan Covid-19 itu sendiri, sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak lebih bisa diobati," ujar Charles Scheien, penulis studi sekaligus ketua departemen pediatri di Northwell Health Cohen Children's Medical Center, dilansir Today.

Makalah dalam Journal of Pediatrics yang disusun oleh Feinstein Institutes for Medical Research mendukung apa yang dipahami para ahli tentang multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C). Menurut Kevin Friedman, seorang ahli jantung pediatri di Boston Children’s Hospital, ini hanya memperkuat banyak hal yang sudah diketahui, yaitu sebagian besar pasien dengan penyakit tersebut dapat berada dalam kondisi yang sangat parah.

"Tapi sebagian besar anak-anak ini merespons terapi dengan sangat baik," jelas Friedman.

Dalam beberapa hal, MIS-C menyerupai Kawasaki, penyakit sindrom inflamasi vaskular yang umumnya menyerang anak-anak usia lima tahun ke bawah. Biasanya, gejala penyakit ini berupa demam berkepanjangan, ruam, tangan dan kaki bengkak, bibir kering, serta peradangan yang dapat melukai arteri koroner.

Lebih dari setengah anak-anak dengan MIS-C menunjukkan gejala yang konsisten dengan Kawasaki, tetapi ada perbedaan. Penelitian dari New York menemukan bahwa MIS-C lebih cenderung berdampak pada anak yang lebih besar, yakni berusia rata-rata adalah 8,6 tahun dan MIS-C tampaknya lebih memengaruhi jantung.

"MIS-C lebih cenderung memengaruhi jantung secara langsung, seperti memompa," kata Friedman.

Di hampir semua anak-anak dengan MIS-C yang dianalisis dalam penelitian baru ini, 97 persen mengalami gejala gastrointestinal, termasuk diare dan nyeri perut. Namun, gejala pencernaan ini cukup sulit dibedakan dengan kondisi lainnya, karena masalah perut sering terjadi pada anak-anak.

Syok dan tekanan darah rendah adalah karakteristik lain dari MIS-C. Schleien mengatakan bahwa orang tua harus membawa anaknya ke dokter spesialis anak atau mencari bantuan jika buah hati mereka mengalami masalah perut dan demam selama lebih dari sehari.

"Penting untuk mendapatkan perhatian anak Anda karena Anda tidak ingin anak-anak yang mengalami syok, apalagi tekanan darah rendah, hari demi hari dirawat di rumah saja karena mereka bisa kehilangan nyawa kemudian," jelas Schleien.

MIS-C tampaknya terkait dengan lonjakan kasus Covid-19 di suatu daerah. Schleien mengatakan, di New York, jumlah kasus infeksi virus ini telah melambat.

Friedman juga mengatakan kasus-kasus Boston juga berkurang. Tetapi para ahli percaya bahwa kasus Covid-19 meningkat di daerah lain dan itu akan menyebabkan lebih banyak anak akan menderita MIS-C.

Belum lama ini, kasus telah dilaporkan di Nebraska, North Carolina, Washington, dan Indiana. Dalam kebanyakan kasus, anak-anak dengan keluhan itu tidak memiliki gejala Covid-19, tetapi mereka memiliki antibodi yang menunjukkan bahwa mereka telah terpapar pada beberapa titik.

“Mereka bahkan mungkin tanpa gejala atau sangat minim gejala. Tetapi, kemudian dapat menjadi sangat sakit beberapa pekan kemudian," ujar Nicole Salazar-Austin, seorang asisten profesor di divisi penyakit menular anak-anak di Fakultas Kedokteran Johns Hopkins di Baltimore, Maryland.

Meskipun MIS-C jarang terjadi, pemahaman bahwa kasusnya dapat terjadi tetap penting. MIS-C disebut sebagai risiko nyata bagi anak-anak, karenanya dokter serta semua orang tua harus mengetahui bahwa kondisi ini bisa terjadi, sehingga penanganan medis lebih awal dapat dilakukan, sebelum komplikasi muncul.

"Satu hal yang sangat jelas, saat anak-anak positif Covid-19, mereka tidak menjadi sakit seperti orang dewasa," jelas Salazar-Austin.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler