Virus Corona Bisa Menyebar Via Sarung Bantal Pasien Covid-19
Peneliti menemukan adanya virus corona di sarung bantal pasien Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasien positif Covid-19 yang belum menunjukkan gejala alias pasien pragejala diketahui dapat menyebarkan virus lewat sarung bantal yang mereka pakai. Hal tersebut terungkap lewat studi terbaru yang terbit di jurnal Emerging Infectious Diseases.
Virus bisa bertahan di permukaan tertentu dalam waktu kurang dari 24 jam. Itu artinya, virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab Covid-19 bisa saja ditemukan pada sarung bantal, seprai, dan selimut.
"Pasien pragejala dapat dengan mudah mengontaminasi lingkungan sekitarnya," tulis para peneliti, dikutip dari laman News Week.
Para peneliti menguji dua mahasiswa positif Covid-19 yang baru kembali ke China setelah belajar di luar negeri. Pasien A datang pada 19 Maret dan pasien B pada 20 Maret. Setelah tiba, mereka tidak menunjukkan gejala apapun, termasuk demam.
Keduanya tinggal di hotel selama 14 hari untuk karantina. Setiap pagi dan sore, staf medis setempat memeriksa suhu tubuh mereka dan mendapati tidak ada gejala apapun hingga hari kedua. Akan tetapi, saat dites corona, hasilnya kembali positif.
Mereka dikirim ke rumah sakit setempat untuk perawatan, namun masih tidak menunjukkan gejala apapun meski semua sampel mengandung kadar SARS-CoV-2 yang tinggi. Pasien A baru mengalami demam dan batuk setelah dua hari di rumah sakit dan pasien B pada hari keenam.
Tiga jam setelah kedua tes mahasiswa dinyatakan positif Covid-19, para peneliti mengambil swab dari permukaan di dua kamar hotel yang ditinggali. Akibat mereka menginap di sana, hotel pun ditutup mulai 24 Januari akibat lockdown.
Para peneliti mengambil sampel dari bantal, selimut, seprai, handuk, gagang pintu, keran, saklar lampu, termometer ruangan, remote televisi, hingga dudukan dan tombol penyiram kloset. Mereka juga mengumpulkan sampel dari ruang kosong.
Dari 22 sampel yang terkumpul (11 dari masing-masing kamar), delapan di antaranya positif memuat virus corona. Dari kamar pasien A, ada enam sampel yang menunjukkan virus menempel di seprai, selimut, sarung bantal, dan handuk.
Sementara, sampel dari kamar pasien B hanya dua yang positif, yakni keran dan sarung bantal. Sampel dari ruang kosong tercatat negatif terkontaminasi virus SARS-CoV-2. Sarung bantal dan seprai dilaporkan memiliki viral load yang tinggi.
"Pada penelitian kami, terlihat pelepasan viral load yang tinggi pada pasien pra-gejala. Ini konsisten dengan penelitian sebelumnya, memberikan bukti lebih lanjut untuk penularan virus prasimptomatik," tulis para peneliti pada laporan mereka.
Dengan kata lain, kontak berkepanjangan dengan suatu benda mengarah ke tingkat kontaminasi yang lebih tinggi. Hal tersebut disimpulkan dari kondisi di mana virus banyak ditemukan pada seprai dan sarung bantal, tetapi tidak pada pegangan pintu dan saklar lampu.
Studi ini menyoroti pentingnya penanganan tempat tidur yang berpotensi terkontaminasi. Para peneliti menyarankan pembersihan dan pengeringan menyeluruh pada barang-barang yang berpotensi terkontaminasi untuk menghentikan penyebaran virus.
Hasil tersebut mendukung riset sebelumnya yang dipublikasikan di The Journal of Infectious Diseases. Dalam penelitian itu, SARS-CoV-2 terbukti dapat bertahan di area rumah tangga, terutama dapur dan kamar tidur.