Anies Dukung Perekonomian tapi Tetap Pertimbangkan Covid-19

Anies juga percaya, Jakarta sebagai pusat perekonomian di Indonesia akan bangkit.

Antara/Indrianto Eko Suwarso
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) memberi salam usai memimpin upacara peringatan HUT ke-493 Kota Jakarta di halaman Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/6/2020). Upacara HUT Kota Jakarta yang diperingati setiap tanggal 22 Juni itu diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19
Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Pemerintah Provinsi siap memfasilitasi kegiatan perekonomian di Ibu Kota. Namun tetap mempertimbangkan kondisi wabah Corona Virus Desease 2019 (Covid-19).


"Bersamaan dengan proses transisi ini kita akan terus fasilitasi baik penumbuhan usaha mikro dan menengah sampai besar, baik sektor jasa sampai konstruksi supaya segera bisa bangkit berkegiatan kembali, tapi itu semua dengan mempertimbangkan kondisi wabah," kata Anies usai apel HUT DKI Jakarta ke-493 di Balai Kota Jakarta, Senin (33/6).

Hal tersebut, kata Anies, dikarenakan selama pandemi Covid-19 ini pembangunan dan kegiatan perekonomian tertunda demi menyelamatkan jiwa masyarakat di Jakarta dari paparan virus mematikan dengan secepat mungkin dan setuntas mungkin.

"Saya pribadi percaya ke depan dengan kejadian kemarin, Jakarta banyak pengalaman baru, perusahaan-perusahaan juga mengambil pengalaman baru mereka berimprovisasi i cara kerja, sehingga insya Allah bisa lebih efektif," ujar Anies.

Anies juga percaya, Jakarta sebagai pusat perekonomian di Indonesia akan bangkit dan memainkan perannya selama pandemi ini. "Jakarta sebagai pusat perekonomian, akan terus memainkan peran besarnya di Indonesia selama pandemi ini," ucap Anies.

Sebelumnya, target pendapatan pajak Pemprov DKI Jakarta pada 2020, diperkirakan merosot hingga 55 persen akibat pandemi Covid-19. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pendapatan dari sektor pajak diperkirakan hanya mencapai Rp 22,5 triliun dari target awal lebih dari Rp 50 triliun.

"Pendapatan pajak turun dari Rp 50,17 triliun menjadi Rp 22,5 triliun, tinggal 45 persen," ujar Anies dalam video yang diunggah di akun YouTube Pemprov DKI, Jumat (29/5).

Secara keseluruhan, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI tahun 2020 juga diprediksi anjlok, hanya tersisa hampir separuhnya. APBD yang semula Rp 87,9 triliun merosot jadi Rp 47,2 triliun.

"Tinggal 53 persen. Belum pernah di dalam sejarah Pemprov DKI Jakarta, kami mengalami penurunan pendapatan sebesar ini, yaitu lebih dari Rp 40 triliun," kata Anies.

Pemprov DKI Jakarta, lanjut dia, akhirnya harus memangkas anggaran secara drastis di banyak sektor, baik belanja langsung maupun tidak langsung. Pemprov DKI juga harus merealokasi sejumlah anggaran, termasuk belanja pegawai, untuk dialihkan menjadi anggaran penanganan Covid-19 dan dampaknya.

"Tahun ini tidak ada lagi pembangunan baru, tidak ada lagi belanja modal kecuali terkait penanggulangan banjir dan tidak ada belanja yang tidak prioritas," kata dia.

Jakarta saat ini berusia 493 tahun sejak berdirinya, dengan mengusung tema Jakarta Tangguh, diharapkan segenap lapisan masyarakat di Jakarta untuk tangguh menghadapi pandemi Covid-19 yang sudah terjadi sejak Maret 2020.

Diketahui, pada Ahad tanggal 21 Juni 2020, jumlah pasien sembuh dari paparan Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) naik 233 orang dibandingkan dengan hari sebelumnya, adapun untuk untuk kasus positif bertambah 127 sementara korban meninggal meningkat 12 orang.

Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta, Ahad, untuk pasien sembuh Covid-19 tercatat 5.054 orang (hari sebelumnya 4.821 orang), sementara 9830 orang (hari sebelumnya 9.703 orang) dan yang meninggal dunia 615 orang (sebelumnya 603 orang).

Sementara itu, 1.287 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit (hari sebelumnya 1.340 orang) dan 2.874 orang melakukan isolasi mandiri di rumah (sebelumnya 2.939 orang).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler