Penjajah Israel Menarik Diri dari Netzarim, Jenazah dan Tengkorak Syuhada Gaza Ditemukan
Banyak korban masih terperangkap di bawah bangunan yang runtuh dan di area terbuka.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Jumlah korban jiwa genosida Israel di Gaza yang telah ditemukan telah melampaui 48.000. Jenazah para syuhada ditemukan di Netzarim setelah Israel menarik diri dari area tersebut. Meski demikian, bantuan kemanusiaan tetap diblokir yang melanggar kesepakatan perjanjian gencatan senjata.
Koridor Netzarim dibuat oleh tentara Israel untuk memisahkan Jalur Gaza menjadi wilayah utara dan selatan. Tujuannya mencegah warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka.
Hal ini terjadi setelah Israel dan Hamas menyelesaikan pertukaran kelima pada Sabtu (8/2/2025) dengan tiga tawanan Israel yang dibebaskan sebagai imbalan atas 183 tawanan Palestina.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan pada Ahad (9/2/2025), jumlah korban jiwa akibat serangan Israel yang sedang berlangsung telah meningkat menjadi 48.189, dengan 111.640 orang terluka sejak 7 Oktober 2023. Statistik yang mengerikan itu muncul ketika jenazah dan kerangka warga Palestina ditemukan di daerah yang sebelumnya diduduki oleh pasukan Israel di poros Netzarim di Gaza tengah.
Dalam laporan hariannya, kementerian tersebut menyatakan bahwa delapan warga Palestina ditemukan lainnya syahid dalam 24 jam terakhir, termasuk tujuh orang yang jenazahnya ditemukan dari bawah reruntuhan. Sementara itu, satu orang lainnya yang meninggal karena luka-luka yang diderita selama serangan Israel.
Kementerian tersebut memperingatkan bahwa banyak korban masih terperangkap di bawah bangunan yang runtuh dan di area terbuka, tetapi ambulans dan tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka karena pembatasan Israel.
Perang yang dilancarkan dengan dukungan penuh AS itu juga mengakibatkan lebih dari 14.000 orang hilang, selain kerusakan yang meluas di seluruh wilayah kantong itu.
Sumber-sumber Palestina mengonfirmasi penemuan mayat dan sisa-sisa kerangka di koridor Netzarim, yang dikosongkan pasukan Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata. Rekaman yang dirilis oleh Kantor Berita Shehab mengungkap kerusakan yang meluas di Netzarim, Al-Maghraqa, dan Juhar al-Dik.
Tentara Penjajah Israel sebelumnya telah menyelesaikan penarikan pasukannya dari koridor Netzarim, yang telah membelah Jalur Gaza selama berbulan-bulan. Kementerian Dalam Negeri Palestina di Gaza menyatakan bahwa pergerakan melalui Jalan Salah al-Din dan Rashid tetap dibatasi, dengan kendaraan harus diperiksa sebelum diizinkan melewati Jalan Salah al-Din. Jalan Rashid tetap dibuka hanya untuk pejalan kaki.
Meskipun ada perjanjian gencatan senjata, pasukan Israel terus menargetkan warga Palestina melalui serangan udara dan tembakan penembak jitu. Pada Ahad, tentara Israel mengklaim telah menembaki "sejumlah tersangka" di Gaza utara.
Juru bicara Hamas Abdul Latif al-Qanou menuduh Israel menghalangi ketentuan kemanusiaan dalam perjanjian gencatan senjata, khususnya masuknya tenda, bahan bakar, dan peralatan berat. Ia meminta mediator untuk menekan Israel agar mematuhi kesepakatan tersebut guna memastikan pengiriman pasokan medis dan bantuan penting.
Pada Jumat, kepala kantor media pemerintah Gaza, Salama Maarouf, mengatakan situasi kemanusiaan masih kritis akibat penjajah menunda pengiriman bantuan. Sejak 19 Januari, hanya 8.500 truk yang membawa bantuan telah memasuki Gaza, meskipun ada kesepakatan yang mengizinkan 12.000 truk.
Perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel mulai berlaku pada 19 Januari dan diperkirakan akan berlangsung selama 42 hari. Negosiasi untuk tahap selanjutnya sedang berlangsung, dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.