Bank Sentral Brasil Hentikan Layanan Pembayaran Whatsapp
Layanan Whatsapp Pay berpotensi merusak sistem pembayaran di Brasil.
REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Bank sentral Brasil resmi menangguhkan sistem pembayaran yang baru diluncurkan Whatsapp. Layanan ini memungkinkan pengguna layanan pesan Whatsapp mengirim uang melalui chat. Anak perusahaan Facebook Inc tersebut juga sudah bekerja sama dengan Visa dan Mastercard untuk terlibat dalam sistem pembayaran.
Dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, Rabu (24/6), Bank Sentral Brasil mengatakan, layanan pembayaran Whatsapp diluncurkan tanpa melakukan analisis oleh otoritas moneter terlebih dahulu. Hal ini berpotensi merusak sistem pembayaran Brasil terkait persaingan, efisiensi dan privasi data.
Apabila Visa dan Mastercard tidak mematuhi perintah, Bank Sentral Brasil akan mengenakan denda dan sanksi administratif. Mastercard mengatakan akan mematuhi aturan bank sentral dan terus mengembangkan ekosistem pembayaran yang inovatif, sedangkan Visa belum memberikan komentar.
Sistem pembayaran yang dikenal dengan Whatsapp Pay diluncurkan pekan lalu secara nasional. Layanan ini memungkinkan pengguna untuk mentransfer dana ke individu ataupun bisnis lokal melalui chat. Mereka juga bisa melampirkan bukti pembayaran dalam bentuk foto ataupun video.
Langkah bank sentral merupakan hambatan terbaru bagi Whatsapp Pay. Sebelumnya, induk perusahaan, Facebook inc, berencana mengembangkan sistem pembayaran global yang disebut Libra. Tapi, rencana ini menghadapi perlawanan keras dari regulator.
Kebijakan bank sentral dilakukan ketika regulator juga sedang bersiap meluncurkan sistem pembayaran instan sendiri pada November, yang disebut Pix. Lebih dari 980 partisipan sudah tergabung dalam sistem ini.
Seorang sumber di sebuah lembaga keuangan yang telah bermitra dengan Whatsapp Pay menyebutkan, rencana Whatsapp Pay akan sulit diberlakukan di Brasil ketika regulator juga ingin menjadi pemain. “Tampaknya, mereka (bank sentral) lebih khawatir tentang sistem pembayarannya sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, juru bicara Whatsapp mengatakan, mereka berkomitmen untuk bekerjasama dengan bank sentral melalui integrasi sistem begitu Pix tersedia.
Whatsapp tercatat memiliki lebih dari 120 juta pengguna di Brasil, pasar terbesar kedua setelah India. Saat ini, Whatsapp Pay juga tengah berjuang untuk meluncurkan sistem pembayaran di India.
Seorang juru bicara Whatsapp mengatakan, layanan pesanan akan terus bekerja dengan 'mitra lokal' dan bank sentral untuk menyediakan pembayaran digital bagi para penggunanya di Brasil. Mereka akan menyediakan pembayaran digital yang terbuka untuk lebih banyak peserta. Langkah ini dinilai dapat mengatasi kekhawatiran regulator mengenai dominasi pasar.
Beberapa pengamat menilai, keputusan regulator merupakan reaksi berlebihan. Di sisi lain, banyak juga para pengamat yang menyebutkan, Whatsapp Pay memiliki risiko potensial terkait konsentrasi pasar dan isu privasi.
Wakil Direktur Ekuitas di Eleven Financial Carlos Daltozo mengatakan, agak aneh melihat bank sentral memutuskan menangguh Whatsapp Pay. Sebab, regulator dapat mengawasi semua pelaku pasar yang bergabung dengan layanan tersebut nantinya. "Selain itu, Whatsapp juga terbuka membentuk kemitraan baru," tuturnya.
Whatsapp diketahui memulai operasinya di Brasil dalam bentuk kemitraan dengan perusahaan teknologi finansial Nubank. Selain itu, Whatsapp bekerja sama dengan pemberi pinjaman yang dikendalikan negara, Banco do Brasil SA, Visa, Mastercard dan pemberi pinjaman Sicredi.
Pada Selasa (23/6), pengawas antimonopoli Brasil, Cade, juga telah memblokir kemitraan Whatsapp dengan operator kartu kredit dan debit Cielo untuk memproses pembayaran.
Cade mengatakan, kemitraan Whatsapp dengan Cielo menimbulkan risiko konsentrasi pasar. Sebab, Cielo merupakan platform pembayaran terbesar di Brasil. Saham Cielo melonjak 30 persen pada hari Whatsapp mengumumkan peluncuran layanan pembayaran di Brasil. Cielo menolak berkomentar.