Rumah Zakat Mendata Kebutuhan Pengungsi Rohingya di Aceh
Para pengungsi banyak yang mengalami gangguan kesehatan
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Lembaga amil zakat dan kemanusiaan Rumah Zakat mengirimkan bantuan untuk 94 pengungsi Rohingya yang kini berada di Aceh. CEO Rumah Zakat, Nur Efendi menyebut, pihaknya telah melakukan pendataan dan penilaian kebutuhan sejak hari pertama.
"Tiga relawan kita sudah berada di lokasi dan melakukan pendataan dan penilaian awal terkait kebutuhan apa yang mendesak saat ini dan dibutuhkan pengungsi Rohingya ini," ujar Efendi saat dihubungi Republika, Ahad (28/6).
Ia menyebut Rumah Zakat memiliki banyak relawan yang tersebar di beberapa daerah. Sejak hari pertama puluhan pengungsi ini diselamarkan, pihaknya juga sudah berada di lokasi.
Dari hasil pengamatan awal, yang menjadi perhatian dan kebutuhan adalah kesehatan. 94 orang ini sudah sangat lama berada di lautan. Pengecekan kesehatan segera dilakukan termasuk untuk Covid-19.
Selain itu, para pengungsi ini diketahui minim persediaan makanan. Selama berlayar di lautan, mereka tidak membawa banyak bekal.
"Kita berikan stok makanan, salah satunya Kornet Superqurban Rumah Zakat. Kita kolaborasi juga dengan pihak terkait untuk makanan. Harapannya Kornet Superqurban ini bisa menjadi hidangan istimewa bagi mereka," lanjutnya.
Terakhir, kebutuhan utama bagi puluhan Muslim Rohingya ini adalah pakaian. Rumah Zakat disebut telah mengirimkan kebutuhan pakaian lengkap, baik bagi laki-laki, perempuan, dan bayi.
Untuk kebutuhan jangka panjang, Efendi menyebut pihaknya masih melakukan diskusi dengan pihak setempat. Termasuk untuk tempat tinggal jangka panjang bagi mereka.
Untuk saat ini, 94 pengungsi ini ditempatkan di salah satu gedung milik pemerintah. Mereka diberikan tempat tinggal sementara di bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe, Gampong Kuala Lancok, Kecamatan Stamtalira Bayu, Aceh Utara.
Mengenai respon masyarakat dan Pemerintah Aceh, Efendi menyebut mereka mampu menerima para pengungsi ini dengan sangat baik. Bahkan, ia mendapat informasi masyarakatnya mengumpulkan uang untuk membantu membelikan kebutuhan para pengungsi.
Sebelumnya diberitakan kondisi kesehatan pengungsi asal etnis Rohingya di Aceh sempat mengkhawatirkan. Salah seorang petugas medis yang bergabung dengan tim Palang Merah Indonesia (PMI) Aceh Utara, dr Niza Novrizal mengatakan, kebanyakan para pengungsi mengalami malnutrisi.
Mereka juga mengalami dehidrasi atau kurang cairan, gangguan pencerhaan, serta demam. Kebanyakan anak-anak dari pengungsi asal Myanmar itu juga menderita diare.
Dari 94 pengungsi yang berada di atas kapal, terdapat 15 orang adalah laki-laki dewasa, 49 perempuan dewasa, dan 30 orang anak-anak “Kebanyakan para pengungsi mengalami gatal-gatal. Kami dari tim medis Aceh Utara memberikan pengobatan langsung,” katanya.