Anak India Juga Alami Gejala Peradangan Multisistem Covid-19
Kasus sindrom peradangan multisistem dialami anak positif Covid-19 di banyak negara.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Di tengah meningkatnya kasus virus corona baru di seluruh India, banyak pasien Covid-19 usia muda di Mumbai dilaporkan menunjukkan gejala yang mirip dengan penyakit Kawasaki. Penyakit ini menyebabkan pembuluh darah meradang dan terutama menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun.
Negara-negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, Italia, Spanyol dan China telah melaporkan kasus anak-anak dengan Covid-19 yang menunjukkan gejala seperti penyakit Kawasaki. Penyakit Kawasaki adalah penyebab utama penyakit jantung pada anak-anak.
Peradangan penyakit Kawasaki, juga dikenal sebagai sindrom Kawasaki atau sindrom kelenjar getah bening mukokutan, dapat merusak arteri koroner anak. Pertama kali dideskripsikan di Jepang oleh Tomisaku Kawasaki pada tahun 1967, dan kasus pertama di luar Jepang dilaporkan di Hawaii pada tahun 1976. Jika terdeteksi dini, kondisinya dapat ditangani oleh dokter, dan sebagian besar anak pulih tanpa masalah.
Sejauh ini tidak ada dokter yang tahu apa yang sebenarnya menyebabkan penyakit Kawasaki. Namun, mereka percaya bahwa kondisi tersebut mungkin terkait dengan sejumlah hal, seperti gen, virus, bakteri, dan faktor-faktor lain seperti bahan kimia dan iritan.
Gejala penyakit Kawasaki muncul secara bertahap dan meliputi demam di atas 38 derajat Celsius yang berlangsung selama lima hari atau lebih, ruam di bagian tubuh mana pun, tetapi lebih parah di area popok. Gejala lain yaitu pembengkakan kelenjar di leher, bibir kering dan pecah, mata merah, jari tangan dan kaki yang mengelupas, serta lekas marah dan rewel.
Dilansir Times Now News, Selasa (30/6) disebutkan, kasus pertama penyakit seperti penyakit Kawasaki diamati pada seorang anak berusia 14 tahun yang dites positif untuk Covid-19 dan telah dirawat di rumah sakit swasta di Mumbai dengan ruam dan demam tinggi. Ini merupakan gejala penyakit Kawasaki.
Tes ELISA menunjukkan pasien remaja itu mengembangkan antibodi terhadap virus SARS-CoV-2, yang berarti dia telah tertular infeksi virus corona. Laporan media lokal menyebutkan bahwa banyak rumah sakit di Mumbai telah melaporkan melihat gejala mirip penyakit Kawasaki pada pasien muda yang terkena virus corona.
"Anak-anak ini dapat memburuk dengan cepat. Dia datang kepada kami lebih awal, sehingga kami dapat menstabilkannya selama dua hari, tetapi kondisinya memburuk lagi," kata Dr Tanu Singhal, ahli penyakit menular anak di rumah sakit.
Mirip penyakit Kawasaki
Singhal mengatakan bahwa remaja itu memiliki jumlah sel darah putih yang tinggi yang menunjukkan adanya infeksi. Mereka juga mengalami tekanan darah rendah.
"Penyakit Kawasaki umumnya menyerang mereka yang berusia kurang dari lima tahun, tetapi anak-anak antara 10 sampai 14 tahun dengan Covid-19 menunjukkan gejalanya," jelasnya.
Singhal mengatakan bahwa itu bukan penyakit Kawasaki, tetapi mirip dengan itu. Dia menjelaskan bahwa pasien Kawasaki umumnya juga menunjukkan lidah dan mata merah. Menurut ahli, anak-anak sebagian besar mengembangkan gejala seperti Kawasaki sekitar dua hingga tiga pekan setelah infeksi Covid-19.
Hubungan antara infeksi Covid-19 dan penyakit Kawasaki telah menimbulkan minat yang besar di antara para peneliti. Ini mendorong diskusi yang cukup besar bahwa kedua kondisi tersebut dapat memiliki jalur etiologis dan patofisiologis yang berbeda atau berbagi.
Sebelumnya, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association yang menganalisis 58 anak-anak dengan Covid-19 yang menunjukkan gejala mirip Kawasaki menyebut laporan itu sebagai kombinasi yang jarang terjadi, yakni 'sindrom perdangan multisistem pediatrik temporer terkait dengan SARS-CoV-2'.
Sementara itu, jumlah virus corona India mencapai 540 ribu kasus pada hari Senin dengan delapan negara bagian, termasuk Delhi dan Maharashtra menyumbang 85,5 persen dari kasus Covid-19 aktif, menurut Kementerian Kesehatan.