Alasan Dosen UGM Dukung Inovasi Kalung Eucalyptus
Kementan menilai eucalyptus memiliki kemampuan membunuh virus influenza.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. Zullies Ikawati mendukung upaya Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan inovasi kalung dari tanaman eucalyptus sebagai produk kesehatan.
Dalam keterangan tertulis dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang diterima di Jakarta, Ahad, Zullies menyatakan, produk tersebut cocok untuk orang yang terpapar Covid-19. "Saya kira, untuk gejala covid inovasi ini sangat bagus karena covid biasanya sesak nafas. Jadi ini sangat pas sekali," katanya
Namun demikian, lanjut Zulies, sebagai antivirus Corona pembuktian menuju ke sana masih harus melalui beberapa proses panjang, termasuk uji klinis di tingkat kementerian dan lembaga lain. "Kalau uji invitro saya setuju dan saya kira memang ada potensi menjadi antivirus. Tapi kan untuk menjadi satu obat pasti ada alurnya", katanya saat menjadi narasumber di sebuah stasiun televisi nasional, Sabtu (4/7).
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner Kementerian Pertanian, Indi Dharmayanti menegaskan bahwa semua inovasi yang dilakukan Kementan masih dalam tahap invitro dengan proses riset dan penelitian yang masih panjang.
"Sebenarnya bukan obat untuk Corona, karena riset masih terus berjalan. Tapi ini adalah ekstrak dengan metode desilasi untuk bisa membunuh virus yang kita gunakan di laboratorium. Toh sesudah kita lakukan screening ternyata eucalyptus ini memiliki kemampuan membunuh virus influenza bahkan corona," katanya.
Namun, lanjutnya, produk ini tetap akan dipasarkan melalui pihak ketiga, dalam hal ini perusahaan yang bergerak di bidang minyak berbahan dasar tanaman eucalyptus. "Dalam waktu dekat mungkin akan dipasarkan melalui perusahaan swasta," tutupnya.
Beberapa waktu lalu Kementerian Pertanian resmi meluncurkan inovasi antivirus berbasis eucalyptus hasil inovasi Balitbangtan dan telah berhasil mendapatkan hak patennya.
Kementan juga menggandeng PT Eagle Indo Pharma untuk pengembangan dan produksinya secara massal. Penandatanganan perjanjian Lisensi Formula Antivirus Berbasis Minyak Eucalyptus antara perwakilan Balitbangtan dan PT Eagle Indo Pharma (Cap Lang) dilaksanakan di Bogor pada pertengahan Mei 2020
Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry mengatakan langkah ini ditujukan sebagai bagian dari ikhtiar pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam menyikapi pandemi covid yang tengah mewabah.