Kadisdik Jabar Diterpa Berbagai Informasi Hoaks
Berita hoaks salah satunya mengabarkan Kadisdik Jabar meninggal dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, Ada yang mengisukan Kadisdik Jabar meninggal, hingga namanya dicatut untuk penipuan
BANDUNG -- Sektor pendidikan Jawa Barat kembali dibikin geger oleh ulah oknum. Dari mulai beredarnya informasi hoaks hingga penipuan yang mengatasnamakan Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat menjadi fenomena yang terjadi belakangan ini. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi, sedikitnya ada tiga informasi hoaks yang dialamatkan kepada pihaknya.
"Sampai ada juga informasi yang memberitakan saya meninggal. Itu tersebar melalui Whatsapp ke beberapa kepala sekolah," ujar Dedi Supandi, Senin (6/7).
Tidak hanya itu, menurut Dedi, namanya pun digunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan kepada sejumlah kepala sekolah di Jabar. Di mana pihak yang berupaya melakukan penipuan tersebut menghubungi Tata Usaha di Sekolah, lalu meminta menyampaikan kepada kepala sekolah untuk segera menghubungi Kadisdik Jabar terkait konfirmasi dana bantuan.
"Jadi mereka itu memberikan nomer telepon yang katanya itu nomor Kadisdik Jabar. Padahal nomornya juga beda dengan nomor telepon saya. Ada beberapa sekolah yang melaporkan itu. Harapannya saya itu bisa ditelusuri. Hati-hati ada oknum mengatasnamakan Dinas Pendidikan," paparnya.
Dedi mengatakan, hal lainnya yaitu mengenai beredarnya surat 'aspirasi' yang diduga berasal dari salah seorang anggota dewan di Kota Bandung. Di mana dalam surat dengan kop salah satu partai tersebut dituliskan untuk ditujukan kepada Kadisdik Jabar.
Surat tertanggal 29 Juni 2020 tersebut dituliskan bahwa partai tersebut mengakomodir aspirasi dari masyarakat berkaitan pendaftaran PPDB Tahun 2020 di Kota Bandung. Dalam isi surat itu disebutkan nama, NISN, akun username, asal sekolah, dan sekolah yang dituju. Termasuk dibubuhi tandatangan ketua dan sekretaris fraksi dewan dari partai tersebut, dengan tembusan ke kepala sekolah SMKN tujuan dan arsip.
"Saya belum pernah menerima surat dan telepon dari yang bersangkutan (pembuat surat tersebut). Banyak yang mengatasnamakan saya," katanya.
Dedi pun mengajak semua pihak, khususnya kepada kepala sekolah agar lebih berhati-hati. Dedi, meminta pada semua sekolah untuk melakukan kroscek apabila menemukan informasi yang dinilai janggal. "Kepada pihak sekolah abaikan saja bila mendapatkan surat seperti itu, fokus kita ke siswanya, artinya mau ada yang seperti itu atau tidak fokus kita tetap jalankan sistem sebagaimana mestinya," kata Dedi.