Khawatir Nasib Hong Kong, Museum Tiananmen Didigitalisasi
Pengesahan UU Keamanan Hong Kong membuat museum Tiananmen khawatir
REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Museum Hong Kong yang merekam kekejaman tentara China terhadap pengunjuk rasa pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen sedang mengumpulkan dana untuk mendigitalisasi koleksi mereka. Sebab, undang-undang keamanan baru menciptakan ketidakpastian masa depan museum itu.
Undang-undang yang disahkan pekan lalu itu membuat pihak berwenang dapat menangkap orang yang dituduh kejahatan terkait separatisme, subversi, terorisme, dan berkolusi dengan pasukan asing. Tersangka yang dinyatakan bersalah dapat dipenjara seumur hidup.
Museum tersebut dikelola Hong Kong Alliance in Support of Patriotic Democratic Movements of China. Ketuanya Lee Cheuk-yan mengatakan belum diketahui apakah pihak berwenang akan memperlakukan museum itu sebagai tindakan subversif atau melecehkan pemerintah China atau tidak.
"Kami berharap di masa mendatang artefak-artefak fisik tidak akan disita, dan itulah yang benar-benar kami khawatirkan," kata Lee, Selasa (7/7).
Penindakan keras Beijing terhadap pengunjuk rasa demokrasi tahun 1989 masih tabu dibicarakan di China daratan dan diskusi publik mengenai hal itu disensor. Peringatan 4 Juni yang setiap tahun diperingatkan puluhan ribu orang di Hong Kong tidak diakui pemerintah China.
Museum Tiananmen terletak di wilayah komersial di distrik Kowloon. Museum itu menayangkan gambar tentara China melepaskan tembakan ke pengunjuk rasa serta gambar kartu dan grafis peristiwa tersebut.
Museum juga mengoleksi poster-poster warna-warni yang merekam unjuk rasa Hong Kong dalam beberapa tahun. Aktivis demokrasi Hong Kong mengecam apa yang mereka sebut upaya China mencengkram kebebasan di kota mereka.
"Sangat penting untuk memiliki tempat ini karena setidaknya kenangan tentang apa yang terjadi, karena saya kira kami tidak harus melupakan sejarah," kata mahasiswa asal Spanyol, German Moles yang mengunjungi museum itu.
Lee yang juga penyelenggara peringatan Tiananmen di Hong Kong setiap tahun mengatakan museum akan digitalisasi dan berada di internet pada September 2021. Tahun ini polisi membatalkan peringatan Tiananmen dengan alasan pandemi virus corona.
"Kami yakin Anda bisa melarang pawai tapi Anda tidak bisa melarang hati, kenangan, ingatan kami, kami akan terus mengingatkan dunia apa yang terjadi pada 31 tahun yang lalu," kata Lee.