5 Amalan Muslim di Bulan Dzulhijjah
Muslim dianjurkan memperbanyak amalan di bulan Dzulhijjah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Dzulhijjah adalah waktu bagi umat Islam melaksanakan ibadah qurban di hari raya Idul Adha. Sebenarnya amalan apa pun bentuknya boleh dilakukan di bulan Dzulhijjah, seperti memperbanyak sholat sunnah tahajud, dhuha, sedekah, membaca Alquran dan lain-lain.
Ustadz Muhammad Ajib dalam buku Fikih Kurban Perspektif Mazhab Syafi'i terbitan Rumah Fiqih Publishing menjelaskan, ada beberapa amalan khusus yang bisa dilakukan di bulan Dzulhijjah. Di antaranya puasa, ibadah haji, qurban, dzikir, dan sholat.
Puasa
Disunnahkan bagi kita untuk berpuasa mulai dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah. Dalam hal ini Imam An-Nawawi mengatakan, di antara puasa sunnah adalah puasa sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah.
Dalam kitab al-Minhaj Syarah Shahih Muslim, Imam An-Nawawi dengan sangat tegas menyatakan puasa tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah sangat disunnahkan. Imam an-Nawawi berkata, "Bahkan sangat disunahkan untuk berpuasa di hari-hari ini, karena puasa termasuk amalan yang paling utama." (An-Nawawi, Syarah Sahih Muslim).
Dalam kitab Al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab, Imam An-Nawawi juga kemudian memberikan dalil shahih mengenai syariat puasa tersebut. Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh istri-istri Nabi Muhammad SAW.
"Dari Hunaidah Ibn Khalid, dari istrinya, dari istri-istri Nabi, mereka berkata, Rasulullah biasa berpuasa sembilan hari di bulan Dzulhijjah, berpuasa di hari Asyura, berpuasa tiga hari di setiap bulannya, puasa Senin pertama dan juga hari Kamis di setiap bulannya. (HR Abu Dawud, Ahmad, dan Nasa'i. Ahmad dan Nasa'i menambahkan, 'dan dua Kamis').
Dari kesembilan hari tersebut ada puasa yang disebut dengan puasa Arafah yaitu puasa pada 9 Dzulhijjah. Ada juga puasa tarwiyah yaitu puasa pada 8 Dzuhijjah.
"Dari Abi Qatadah ra berkata Rasulullah SAW bersabda, puasa hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun, yaitu tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Puasa Asyura menghapuskan dosa tahun sebelumnya. (HR Jamaah kecuali Bukhari dan Tirmizy).
Haji
Ibadah haji jelas memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Meski hanya wajib atas mereka yang mampu, akan tetapi karena kerinduan yang dalam banyak orang berusaha untuk bisa mendapatkan panggilan Allah SWT agar menjadi tamu-Nya.
Salah satu keutamaan itu adalah mereka disebut sebagai tamu-tamu Allah. Maka kemuliaan apalagi yang akan dikejar seorang manusia jika dia sudah mendapatkan predikat tamu Allah.
Kemuliaan lain yang akan diperoleh tamu-tamu Allah itu adalah kemudahan jalan ke surga. Jika haji mereka mabrur, maka tidak ada balasan dari Allah kecuali surga.
"Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda, dari satu umrah ke umrah yang lainnya menjadi penghapus dosa di antara keduanya. Dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga. (HR Bukhari dan Muslim).
Qurban
Ibadah qurban termasuk ibadah yang pahalanya sangat luar biasa jika kita lakukan karena Allah SWT. Dalam banyak riwayat Nabi Muhammad SAW senantiasa melakukan ibadah qurban setiap bulan Dzulhijjah. Ibadah qurban ini tidak hanya dilakukan sekali saja dalam seumur hidup.
Namun tidak mudah bagi sebagian orang merelakan sebagian harta yang merupakan hasil keringatnya untuk diberikan kepada orang lain melalui ibadah qurban. Ada banyak yang akan berpikir panjang sebelum melakukan qurban.
Lalu bagaimana jika diminta menyerahkan anak semata wayang untuk diqurbankan. Ini bukan lagi harta yang bisa dicari jika tidak memilikinya. Ini adalah darah daging yang sangat disayangi. Bahkan kelahirannya sudah diidam-idamkan sejak sangat lama.
Pada saat sudah terlahir, tumbuh sedikit besar, dalam kondisi sangat dicintai, tiba-tiba harus rela untuk dilepaskan. Bukan dilepaskan ke panti asuhan atau bos. Akan tetapi dilepaskan sebagai qurban yang disembelih dan dipersembahkan.
Namun ketika iman sudah terpatri dalam dada, maka mempersembahkannya kepada Sang Pencipta adalah ibadah agung dengan penuh keikhlasan. Itulah persembahan Nabi Ibrahim Alaihissalam kepada Allah SWT dalam bentuk anak kesayangannya yaitu Ismail.
Untuk meneladani dan menghidupkan sunnah itu dan untuk melatih kerelaan melepas sebagian hak milik kepada sebenar-benarnya Pemilik, maka ibadah qurban disyariatkan untuk umat Nabi Muhammad SAW. Ada keutamaan ampunan, keutamaan pahala berbagi, bahkan sekadar menyaksikan prosesinya saja bagi yang tidak mampu menyembelih hewan qurban adalah keutamaan.
Dzikir
Selain berpikir, berdzikir adalah salah satu aktivitas paling penting yang dilakukan oleh seorang Muslim yang disebut sebagai Ulil Albab. Merekalah yang selalu berdzikir dalam berbagai kondisi. Saat berdiri, duduk, bahkan saat berbaring tetap berdzikir.
Kalau dzikir dalam bentuk sholat ada yang wajib dan ada yang sunah, maka dzikir di luar sholat rata-rata adalah anjuran yang sangat baik sekali untuk diamalkan. Sholat adalah salah satu syariat yang berfungsi agar kita selalu ingat Allah SWT, tentu saja dzikir juga memiliki fungsi tersebut.
Aktivitas utama seorang Muslim itu akan semakin utama ketika hal tersebut bertemu dengan momentum yang penuh dengan beragam keutamaan. Itulah momentum sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah dengan memperbanyak dzikir kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW secara tegas memerintahkan kita memperbanyak dzikir tahlil, takbir, tasbih, dan tahmid. Tidak ada jumlah dan waktu baku terkait ini. Semakin banyak tentu saja akan semakin banyak pahalanya.
Sholat
Rukun Islam yang kedua ini adalah syiar paling tampak dalam kehidupan seorang Muslim. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah bisa dijadikan sebagai momentum untuk semakin memperkuat lagi semangat melaksanakannya dengan cara terbaik yang bisa kita lakukan.
Karena sholat di hari-hari itu, bila dilakukan berjamaah apalagi di tambah dengan segala macam sunah-sunahnya adalah amalan utama yang dilakukan di hari-hari utama pada 10 hari pertama Dzulhijjah. Ada satu jenis sholat khusus di hari terakhir dari 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, itulah hari raya Idul Adha.
Dalam Surah Al-Kautsar, kita diperintahkan di hari itu untuk melaksanakan sholat Idul Adha. Terlepas ada penafsiran lain atas ayat tersebut akan tetapi penafsiran dengan sholat Ied adalah penafsiran yang kuat dan menunjukkan betapa pentingnya sholat Idul Adha tersebut untuk ditunaikan.