Fakta-Fakta Mengejutkan Pluto yang Baru Terungkap
Fakta-fakta baru diperoleh dari data New Horizons.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat antariksa NASA New Horizons mengungkap fakta-fakta baru soal Pluto. Wahana ini terbang dekat planet Pluto pada 2015 lalu. Banyak argumen ilmuwan yang terbantahkan oleh data yang dikumpulkan New Horizons ini.
New Horizons diluncurkan pada Januari 2006 dan mencapai Pluto pada Juli 2015 dengan terbang pada jarak 7.800 mil dari permukaan Pluto. Data dikumpulkan terkait planet katai yang berjarak 4 miliar mil dari bumi itu dan satelit terbesarnya yang bernama Charon.
Berdasarkan gambar-gambar yang didapatkan oleh New Horizons, tampak Pluto memiliki "karakteristik mirip bumi". Data yang dikumpulkan juga menunjukkan bahwa Pluto adalah planet yang aktif, berbeda dengan keyakinan ilmuwan selama ini bahwa planet itu yang tenang dan beku. Misi tersebut benar-benar telah mengubah cara para ilmuwan memahami Pluto.
"New Horizons mengubah Pluto dari titik teleskopik yang kabur menjadi dunia yang hidup dengan keanekaragaman yang menakjubkan dan kompleksitas yang mengejutkan," kata Hal Weaver, ilmuwan proyek New Horizons di Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins, yang merancang, membangun, dan mengoperasikan pesawat ruang angkasa itu.
Berikut sejumlah temuan terbaru New Horizons, sebagaimana dilansir CNN Internasional, Rabu (15/7):
Pertama, Pluto berukuran lebih kecil dari Bulan. Lebarnya hanya 1.400 mil atau setengah lebar Amerika Serikat.
Kedua, Charon adalah yang terbesar di antara lima satelit Pluto. Ukurannya sangat mirip dengan Pluto sehingga membuat keduanya mengorbit seperti sistem planet ganda.
Ketiga, suhu rata-rata permukaan Pluto adalah negatif 387 derajat Fahrenheit. Menurut NASA, jika berdiri di sana, Anda akan melihat langit biru, salju merah, dan gunung yang tinggi menjulang.
Keempat, New Horizons juga menemukan mekanisme aneh pada gletser berbentuk hati di Pluto. Hal ini memberikan penjelasan soal kemiringan planet ini dan juga berfungsi sebagai penggerak angin di sana. Fitur berbentuk hati ini dikenal sebagai Tombaugh Regio.
Kelima, kandungan es nitrogen Pluto dapat ditemukan di Tombaugh Regio yang terkonsentrasi di sebuah cekungan dalam. Cekungan itu dinamakan Sputnik Planitia karena ketinggiannya 1,9 mil lebih rendah dari permukaan.
Lapisan es membentang 620 mil. Cekungan membentuk "lobus kiri" jantung, sedangkan sisi kanan adalah rumah bagi gletser nitrogen dan dataran tinggi.
Keenam, pada siang hari, nitrogen yang beku akan menghangat dan menjadi uap. Pada malam hari, terjadi kondensasi dan nitrogen berubah menjadi es lagi. Para peneliti menyebut ini 'detak jantung' Pluto, yang mengontrol sirkulasi atmosfer angin nitrogen di sekitar planet tersebut.
Ketujuh, ditemukannya skenario pembentukan lautan cair sedalam 249 mil di bawah lapisan es Pluto. Ilmuwan meyakini lautan itu terbentuk ketika unsur-unsur radioaktif meleleh dekat inti batuan planet ini dan akhirnya membentuk samudera. Sebaliknya, New Horizons menemukan bahwa lautan cair terlebih dahulu ada lalu perlahan membeku di bagian permukaanya.
Kedelapan, Pluto memiliki bukit pasir. Tapi ini tidak seperti bukit pasir di Bumi. Bukit pasir Pluto terbuat dari butiran es metana padat dan diukir oleh angin. Bukit pasir itu juga tak terganggu oleh lapisan es Pluto, yang menunjukkan bahwa pasir itu terbentuk dalam 500.000 tahun terakhir atau bahkan lebih baru.