Olahraga di Masa Pandemi Covid-19 Hambat Penuaan Sel Tubuh
Olahraga tak hanya hambat sel penuaan namun juga meningkatkan imun tubuh
REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Di masa pendemi Covid-19, kebutuhan menjaga kebugaran justru semakin penting, terlebih lagi orang cenderung lebih banyak diam di rumah. Untuk itu, di masa new normal ini sudah saatnya bangkit melatih kebugaran fisik.
Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi Siloam Hospitals Balikpapan dr Stephanie Theodora Sp.KFR mengatakan, menjaga kebugaran tubuh sangat penting di masa pandemi. Mengingat hingga saat ini vaksin untuk virus ini masih belum ditemukan. Bahkan, selain menjaga kebugaran, olahraga bermanfaat guna menjaga penuaan sel pada tubuh dan peningkatan imun.
Kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara maksimal. Membutuhkan daya tahan, fleksibilitas, dan kekuatan. “Bugar ini berarti masih memiliki tenaga cadangan untuk melakukan kegiatan tambahan,” ungkap dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi Siloam Hospitals Balikpapan dr Stephanie Theodora SpKFRdi sela webinar Health Talk Siloam Hospitals Balikpapan, Kamis (16/7).
Menurut dr Stephanie, manfaat latihan fisik adalah mampu membuat kadar hormon stress menurun, endorfin atau hormon senang meningkat, aliran darah dan getah bening meningkatkan di semua tempat termasuk di jantung, otak, ginjal, dan lainnya sehingga secara langsung akan mempengaruhi kinerja metabolisme dalam tubuh.
Tidak hanya itu, latihan fisik juga akan memperlambat proses penuaan karena lancarnya aliran darah dan metabolisme yang bekerja dengan baik saat latihan fisik. “Terakhir, manfaat latihan fisik adalah mencegah kelemahan otot, baik otot jantung maupun organ lainnya di seluruh tubuh,” tuturnya.
Dr Stephanie menyebutkan banyak yang harus diperhatikan saat menjalankan latihan fisik yang aman di masa pandemi. Untuk latihan fisik dalam ruangan, harus diperhatikan ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup, latihan cukup tidak berlebihan, dalam kondisi fit, hidrasi baik, tidak merokok, tidak menggunakan pakaian yang terlalu tebal dan harus bisa menyerap keringat, gunakan sepatu yang tepat, dan penerangan yang baik.
Sedangkan bagi yang ingin menjalankan latihan fisik di luar ruangan, sama seperti di dalam ruangan protokol kesehatan pun harus diterapkan. “Bedanya sebaiknya tidak mengunjungi tempat keramaian, tidak menghadiri kumpulan sosial, lakukan sendirian atau bersama keluarga saja. Paling banyak maksimal 2 orang, dan jaga jarak. Jangan lupa bawa handuk dan masker pribadi, dan handsanitizer,” ungkapnya.
Lebih lanjut dr Stephanie menyebutkan prinsip latihan fisik yang dilakukan selama pandemi sebaiknya dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam seminggu. Untuk durasi, sebaiknya dilakukan minimal 30 menit, dengan melakukan berbagai tahapan pemanasan selama lima menit, inti selama 20-35 menit, dan pendinginan selama 5 menit. Semua tahapan ini tidak boleh dihilangkan.
Sebab, pemanasan sangat berguna untuk mempersiapkan semua badan, baik sendi, otot, tulang, dan metabolisme sebelum menjalankan latihan fisik. Sedangkan, pendingin mengurangi risiko cedera setelah latihan berat.
Sementara itu, lanjut dia, intensitas latihan fisik yang disarankan adalah rendah dan sedang. Artinya, batas denyut nadi yang diperbolehkan adalah 40 hingga 85 persen dari denyut nadi maksimal.
Untuk menghitung denyut nadi maksimal adalah adalah 220 dikurangi usia. Misalnya, usia 20 tahun, denyut nadi maksimalnya adalah 200, sedangkan untuk latihan rendah dan sedang adalah 40 hingga 85 persen dari 200 itu.
“Tidak hanya itu, tipe latihan fisik disarankan untuk melakukan yang bervariasi, mulai dari aerobik, penguatan tubuh, fleksibilitas, dan keseimbangan,” pungkas dr Stephanie.