Israel Lacak Ponsel Pasien Covid-19
Tercatat sudah ada 52 ribu kasus Covid 19 di Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Parlemen Israel memberikan suara untuk memungkinkan badan intelijen domestik melacak ponsel bagi pasien virus Corona, Senin (20/7). Mereka akan dipantau menggunakan pelacak tersebut hingga awal tahun depan untuk menahan laju penyebaran virus.
Lapor kantor berita Knesset menyatakan, teknologi pengawasan Shin Bet telah digunakan di dalam dan di luar untuk melacak orang terinfeksi Covid-19 sejak Maret. Knesset dalam keputusan larut malam menyetujui tindakan itu hingga 20 Januari 2021.
Badan keamanan akan melacak data lokasi dari orang yang dikonfirmasi selama 14 hari sebelum terdiagnosis. Data itu digunakan untuk mengidentifikasi siapa saja yang berhubungan dengan pasien.
Cara ini dinilai mendukung untuk mengetahui rantai infeksi yang terjadi. Namun, keputusan ini pun menuai kritik karena artinya terjadi pengawasan privasi. Mahkamah Agung mengutip kekhawatiran tentang bahaya terhadap kebebasan individu dengan pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatur pengawasan melalui undang-undang.
Undang-undang yang baru mencakup pengawasan tambahan dengan mengharuskan pemerintah memperbarui permintaan lokasi setiap tiga minggu, dan itu hanya dapat digunakan ketika kasus harian baru melebihi 200. Knesset juga menginstruksikan Departemen Kesehatan untuk memperbarui aplikasi ponsel agar dapat diunduh oleh publik agar bisa membantu melacak infeksi.
Israel membuka kembali sekolah-sekolah dan banyak bisnis pada bulan Mei, mencabut pembatasan setelah kurva infeksi merata. Namun, gelombang kedua datang yang dinilai para ahli karena keputusan pemerintah terlalu cepat. Padahal pemerintah mengabaikan untuk mengambil langkah-langkah epidemiologis yang diperlukan agar bisa mengendalikan pandemi setelah ekonomi berjalan.
Israel dengan populasi 9 juta jiwa melaporkan sekitar 1.500 infeksi baru pada Senin. Secara total telah dilaporkan 52,003 kasus dengan 415 kematian akibat virus korona.