FBI Interogasi Warga China Diduga Anggota Militer

Anggota militer China disebut ajukan visa penelitian di AS

Matt Marton/ EPA
Departemen Kehakiman mengatakan Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) telah mewawancarai pemegang visa di lebih dari 25 kota yang diduga menyembunyikan keanggotaan militer China. Ilustrasi.
Rep: Dwina Agustin Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Kehakiman mengatakan Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) telah mewawancarai pemegang visa di lebih dari 25 kota yang diduga menyembunyikan keanggotaan militer China, Kamis (24/7). Pengumuman ini akan menjadi pemicu ketegangan baru antara dua ekonomi terbesar di dunia.

"Anggota Tentara Pembebasan Rakyat China ini mengajukan permohonan visa penelitian sambil menyembunyikan afiliasi mereka yang sebenarnya dengan PLA," kata pernyataan itu mengutip Asisten Jaksa Agung John Demers.

Pemerintah telah mengintensifkan tuduhan bahwa China menggunakan operasi dunia maya dan spionase untuk mencuri teknologi, militer, dan pengetahuan Amerika Serikat (AS). Cara ini diduga merupakan strategi untuk menggantikan Washington sebagai kekuatan finansial dan militer terkuat di dunia, sedangkan Beijing membantah tuduhan itu.

"Ini adalah bagian lain dari rencana Partai Komunis China untuk mengambil keuntungan dari masyarakat terbuka kita dan mengeksploitasi institusi akademik," kata pernyataan Departemen Kehakiman.

Bulan lalu, Direktur FBI Christopher Wray mengatakan hampir setengah dari hampir 5.000 investigasi intelijen yang dilakukan biro itu melibatkan China. Departemen Kehakiman mengatakan FBI baru-baru ini menangkap tiga warga negara China karena diduga menyembunyikan keanggotaan Tentara Pembebasan Rakyat ketika mengajukan permohonan visa untuk melakukan penelitian di institusi akademik AS.

FBI sedang berusaha untuk menangkap tersangka pelaku penelitian penipuan visa keempat yang mencari perlindungan di konsulat China di San Francisco setelah diwawancarai oleh biro tersebut pada Juni. Penegakan hukum AS tidak dapat memasuki kedutaan atau konsulat asing kecuali diundang dan pejabat tinggi tertentu seperti duta besar memiliki kekebalan diplomatik.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler