Ketiga yang Dicinta

Jika rindu bergelantung dalam ruang kalbu, Gelora membuncah basahkan angan membiru.

Max Pixel
Yang ketiga. (ilustrasi)
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID,

Gulita malam hadir menggelinjang


Tumpah ruah rasa berkelindan
Terpekur raga di atas sajadah panjang
Basah ujungnya tersebab mutiara berlinangan

Rupa-rupa indah bergelayut di pandangan
Tawa-tawa ria bergelut di angan ke sekian
Lincah-lincah bocah berlarian
Rianga padu-padan tanpa keresahan

Jika rindu bergelantung dalam ruang kalbu
Membayang wajah rupawan menawan
Gelora membuncah basahkan angan membiru
Tiada mampu terhindar dari dekap kisah terbuaikan

Ah,
Selama ini kuterlena hasrat berkesudahan
Yang seharusnya tak kupinta
Bersambut gayung berjawab kata
Tak kira jika benar-benar dilakukan

Jika ada satu-satunya hati
Mengapa mesti kau pergi
Buang kami seolah tiada arti
Luka sayat pun tiada lagi jadi peduli

Sakit

Bersimpuh saja sudah terlambat
Mohon maaf tak bisa dibuat
Tatkala dia adalah prioritas utama
Ya, dia yang ketiga, yang kau cinta

Kugiring langkah-langkah menjauh
Kuusap ubun-ubun kecil berkeluh
Tatkala suhu badannya kian mebubuh
Satu kata selalu, nan menyentuh
"Ayah"

Sementara,
Egoisme menyelinap kalahkan ananda
Sukma merana tak hirau jua
Tawa ceria bersama yang kau cinta
Dan,
Akupun hanya mampu berkata
"Siapa bilang orang ketiga tidak dicinta"

-- Ngawi, 6 Juli 2020

PENGIRIM: Sunarti, Praktisi Kesehatan dari Ngawi, Jawa Timur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler