Kemendikbud Rancang Project Based Learning untuk Vokasi

100 SMK ditargetkan akan jadi percontohan program project based learning.

Republika/Putra M. Akbar
Pelajar ketika mengikuti mata pelajaran praktik kejuruan saat pelaksanaan persiapan tatanan normal baru di SMK Jayawisata 2, Jakarta, Rabu (24/6). Selain mengadakan kelas teori secara daring, pihak SMK pariwisata itu juga melakukan pembatasan kehadiran siswa ke sekolah untuk mata pelajaran praktik serta menerapkan protokol kesehatan seperti cuci tangan, pengukuran suhu tubuh, penggunaan pelindung wajah, masker, sarung tangan, dan jarak fisik. Republika/Putra M. Akbar
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud, Wikan Sakarinto mengatakan, pihaknya sedang merancang metode project based learning untuk pendidikan vokasi. Ditargetkan 100 SMK di seluruh Indonesia sebagai percontohan penerapan metode tersebut.

"Masih dalam proses perancangan di level Dirjen (Diksi), ini baru kita rancang betul. Target kita 100 SMK di Indonesia, jadi itu akan jadi best practise yang kita minta mereka mempraktikkan project base learning itu," kata Wikan kepada Republika usai sidak di tiga SMK yang ada di Kota Yogyakarta, Selasa (28/7).

Pihaknya akan melakukan uji coba penerapan metode tersebut di 2020 ini. Sehingga, di 2021 nanti kebijakan terkait metode tersebut sudah dibentuk.

"Kita praktikkan tahun ini, nanti akan kita ekstrak kebijakannya di tahun depan. Kita harus uji coba dulu, karena kita juga harus melihat kesiapan SDM juga," ujarnya.

Pihaknya pun sudah merilis hibah untuk SMK yang berkeinginan menjadi percontohan dalam rangka mengembangkan metode tersebut. Metode ini diharapkan dapat membentuk siswa yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.

"Hibahnya itu kalau tidak salah lebih dari Rp 100 juta per sekolah," kata Wikan.

Wikan menyebut, dorongan untuk menerapkan project based learning ini sangat masif. Tidak hanya diterapkan di SMK, namun metode tersebut juga diharapkan untuk dapat diterapkan di kampus vokasi.

"Penerapan metode ini menjadi salah satu indikator utama yang di-set oleh Mas Menteri (Mendikbud). Tujuannya tidak hanya hard skill, tapi soft skill-nya juga dapat. Khawatirnya kalau tidak ada metode ini, yang dipakai project imajiner," ucap dia.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler