Mengapa Jawaban Rasulullah Berbeda Soal Amalan Paling Utama?
Rasulullah SAW memberikan jawaban berbeda soal amalan yang paling utama.
REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah dikenal sangat mampu memahami masing-masing manusia. Di banyak kitab himpunan hadits, sering beliau memberi jawaban berbeda-beda untuk pertanyaan yang sama.
Untuk pertanyaan "Ayyul amaali afdhol—apa perbuatan paling baik?", Rasulullah memberi banyak jawaban. Sholat pada waktunya, berjihad di jalan Allah, berbakti kepada kedua orang tua, belajar lalu mengajarkan Alquran, yang paling banyak sedekah, yang paling peduli terhadap anak yatim piatu, yang menjadikan hidupnya topangan bagi para fakir miskin, serta banyak jawaban lainnya. Padahal, pertanyaannya cuma satu, "Ayyul a'maali—amal apakah?"
Jawaban-jawaban itu disampaikan kepada orang dengan tipe berbeda. Mereka yang diharap dapat membuat kedua orang tuanya bahagia, Nabi menyiapkan jawaban birrul waalidayn—berbakti kepada kedua orang tua.
Yang berbadan tegap dan punya visi kepemimpinan boleh jadi akan dapat jawaban al-jihaad fi sabilillah. Yang diharap menjaga sholatnya dengan baik akan dapat jawaban as-sholaatu 'alaa waqtihaa—sholat pada waktunya.
Mereka yang kurang baik kepada tetangga, kurang senang menghormati tamu, jarang hadir di majelis ilmu, juga bisa mendapat jawaban sesuai dengan kecenderungan tersebut. Betapa banyak hadis tentang manusia-manusia terbaik dengan standar dan ukuran yang berbeda-beda. Ini semua bergantung pada kecenderungan yang terdapat dalam diri kita.
Uways al-Qorni dikenal sebagai manusia terbaik karena baktinya kepada ibundanya. Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai salah seorang manusia terbaik karena menafkahkan nyaris semua harta bendanya untuk perjuangan dan pertumbuhan Islam.
Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai salah seorang manusia terbaik karena ketinggian ilmu agamanya. Abu Bakar as-Shiddiq karena loyalitasnya kepada Nabi dan Islam. Umar bin Khattab karena jiwa kepemimpinannya dalam memenangkan banyak peperangan dalam Islam.