AP II Dorong Upaya Pemulihan Industri Penerbangan

Semua stakeholders penerbangan harus memaksimalkan slot time penerbangan.

Republika/Thoudy Badai
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin (kiri) bersama jajaran direksinya berkunjung ke Republika, Jakarta, Kamis (30/7). Dalam kunjungan tersebut membahas tentang strategi Angkasa Pura II dalam menghadapi pandemi sekaligus membahas tentang kampanye safe travel.
Rep: Rahayu Subekti Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memastikan akan mendorong upaya pemulihan industri penerbangan. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan semua stakeholders penerbangan harus memaksimalkan slot time penerbangan.

Baca Juga


Selain itu, Awaluddin mengatakan aktivasi rute baru yang saat ini sudah banyak ditutup juga perlu dilakukan. “Jadi beberapa kota perlu dibuka ini kolaborasi dengan maskapai diaktifkan kembali,” kata Awaluddin saat berkunjung ke kantor Republika, Kamis (30/7).

Dia menjelaskan, jika //demand// nantinya sudah muncul maka langkah selanjutnya yakni meningkatkan frekuensi penerbangan.Awaluddin menuturkan saat ini frekuensi penerbangan masih belum maksimal meskipun pesawat sudah boleh mengangkut penumpang dengan kapasitas 70 persen.

“Contoh Garuda Indonesia itu sehari normalnya bisa ada tujuh kali penerbangan Jakarta-Kualanamu atau ke Surabaya. Maskapai lain pun sama, tapi sekarang masih satu kali sehari,” ujar Awaluddin.

Menurutnya saat ini frekuensi penerbangan yang beroperasi masih sangat terbatas. Untuk itu, Awaluddin menuturkan AP II akan mendorong untuk mempercepat proses pemulihan.

Sebelumnya, AP II mencatat penggunaan //slot time// atau jadwal penerbangan yang dialokasikan sudah mulai meningkat. Hal tersebut menurutnya terjadi seiring dengan upaya pemulihan yang sudah mulai dilakukan di sektor industri penerbangan.

“Sekarang saya sebut slot time utilisasi kita sudah 40 persen. Bayangkan awaktu April 2020 akhir sampai ke titik nadirnya yang menyentuh ke titik terendah,” kata Awaluddin. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler