Ekstrak Lempuyang Gajah Perbaiki Performa Ayam Broiler

Lempuyang Gajah bisa menjadi feed additive alami untuk ayam broiler.

Republika/ Wihdan
Ekstrak Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet L. Smith) dinilai dapat memperbaiki performa ayam broiler.
Rep: Wilda Fizriyani Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ekstrak Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet L. Smith) dinilai dapat memperbaiki performa ayam broiler. Hal ini diungkapkan berdasarkan penelitian dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Imbang Dwi Rahayu.

Dwi mengatakan, peningkatan kasus Salmonelosis yang disebabkan bakteri patogen Salmonella. Enteritidis (S. enteridis) pada ayam broiler telah merugikan secara ekonomis bagi industri perunggasan. Hal ini telah mengakibatkan ganggguan pertumbuhan dan penurunan produktivitas. "Gangguan peningkatan jumlah ayam afkir dan peningkatan kepekaan ayam terhadap penyakit lain," jelasnya.

Penyakit Salmonelosis juga memiliki dampak besar terhadap kesehatan masyarakat. Hal ini karena produk ternak yang terkontaminasi Salmonella sp dapat menyebabkan foodborne disease pada manusia. Oleh sebab itu, produk akan dimusnahkan karena mengakibatkan peternakan kehilangan peluang bisnis.

Pencegahan Salmonelosis dengan penggunaan Antibiotic Growth Promoters (AGP) sebagai feed additive justru menimbulkan masalah yang lebih besar. Beberapa di antaranya seperti peningkatan resistensi bakteri terhadap antibiotik dan peningkatan wabah Salmonelosis. Selanjutnya, bisa mengontaminasi bakteri pada produk-produk unggas maupun lingkungan kandang dan sekitarnya. Lalu foodborne disease dan residu antibiotik pada produk yang mengancam kesehatan masyarakat sebagai konsumen.

Di sisi lain, Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Republik Indonesia Nomor 14 secara resmi telah melarang penggunaan AGP untuk imbuhan pakan ternak. Sebab, produk sebagaimana diketahui dikonsumsi manusia juga.

Para ahli membuktikan juga adanya dampak negatif penggunaan AGP berupa hambatan pertumbuhan dan kolonisasi bakteri usus yang menguntungkan. Kemudian juga bisa meningkatjan resistensi Salmonella spp, termasuk S. enteritidis dan S. typhimurium. Kedua jenis Salmonella spp tersebut berhasil diisolasi dari daging ayam broiler dan terbukti telah resisten terhadap beberapa antibiotik.

"Antara lain seperti eritromisin, penisilin dan vancomycin dengan tingkat resistensi 100 persen," ungkapnya dalam keterangan pers.

Selain itu, Imbang juga mengingatkan adanya potensi kekayaan tanaman herbal Indonesia. Potensi ini bisa menjadi alternatif substituen AGP yang alami. Bahkan, dapat dijadikan green product untuk pengendalian Salmonelosis pada ayam broiler.

Fitobiotik dalam herbal memiliki berbagai aktivitas seperti antibakteri. Kemudian juga sebagai antiinflamasi, antihistamin, antioksidan dan immunomodulator. "Lalu sebagai hepatoprotektor yang bisa diekstrak dan digunakan sebagai feed additive,” ungkap Imbang.
 
Salah satu alternatif herbal pilihan terdapat pada lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet L. Smith). Bagian rhizome bisa diektraksi dengan pelarut etanol sehingga fitobiotik hasil ekstraksi bisa digunakan sebagai feed additive.  Bentuknya serbuk lalu dicampur dalam pakan ayam broiler.

Menurut Imbang, penggunaan etanol sebagai pelarut merujuk pada hasil penelitian sebelumnya. Etanol merupakan pelarut yang cocok untuk mengekstraksi zat-zat aktif dalam Z. zerumbet yang berupa alkaloid, flavonoid, tannin dan terpenoid.

Hasil penelitian Imbang menunjukkan ekstrak Z. zerumbet yang mampu menghambat Salmonella spp. Hal ini berkat ekstraksi dengan pelarut etanol 95 persen dan konsentrasi ekstrak sebesar 10 persen. Dengan demikian, ekstrak ini dapat digunakan sebagai feed additive pada pakan ayam broiler percobaan.

Berdasarkan uji penapisan fitokimia, fitobiotik yang terkandung dalam ekstrak tersebut antara lain alkaloid, flavonoid, tannin, dan terpenoid. Berdasarkan pengujian dengan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS), ekstrak mengandung Essential Oils (EOs) yang dominan kelimpahannya. "Yaitu zerumbon, senyawa ini termasuk golongan seskuiterpenoid," ucapnya.

Hasil penelitian Imbang juga menunjukkan penambahan ekstrak Z. zerumbet pada level 0,67 persen sampai satu persen sebagai feed additive memberikan efikasi tertinggi pada broiler penderita Salmonelosis. Pada level tersebut, ekstrak mampu menghambat S.enteritidis yang sengaja diinfesikan pada broiler umur 10 hari. Artinya, aktivitas ekstrak Z. zerumbet sebagai antibakteri tetap stabil sampai saluran pencernaan bagian belakang yaitu sekum selaku tempat kolonisasi S. enteritidis.

Efikasi yang tinggi akan mengurangi kontaminasi S. enteritidis dalam feses ke lingkungan. Dalam hal ini termasuk kandang, pakan, air dan karkas. "Yang pada gilirannya menekan kasus foodborne disease yang akan menjamin keamanan pangan produk unggas bagi konsumen,” kata Imbang.


Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler