Menkes AS Tiba di Taiwan, Tandai Hubungan Menguat

Taiwan dan As akan bekerja sama dalam ekonomi dan kesehatan

EPA
Perjalanan Menkes AS Alex Azar ke Taiwan diprediksi bakal memantik kemarahan China. Ilustrasi.
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat (AS), Alex Azar, tiba di Taiwan pada Ahad (9/8). Dia menjadi pejabat tingkat tinggi AS pertama yang berkunjung ke wilayah itu selama empat dekade terakhir.

Baca Juga


Azar tiba di bandara Songshan di pusat kota Taipei dengan pesawat pemerintah AS pada sore hari. Dia disambut oleh Duta Besar AS untuk Taiwan, Brent Christensen, dan Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan, Tien Chung-kwang.

Sesuai dengan aturan Covid-19, tidak ada jabat tangan dan semua pejabat mengenakan masker, termasuk Azar. Kehadirannya dalam rangka memperkuat kerja sama ekonomi dan kesehatan masyarakat dan mendukung peran internasional Taiwan dalam memerangi pandemi.

Rencana kunjungan selanjutnya, Azar akan menandatangani nota kesepahaman kerja sama kesehatan dengan pemerintah Taipei dan mengunjungi Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan. Dia juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen selama kunjungannya.

Azar dan timnya harus menjalani tes virus corona sebelum dan pada saat kedatangan. Mereka harus mengenakan masker wajah selama kunjungan dan mempraktikkan jarak sosial.

Langkah awal dan efektif Taiwan untuk memerangi penyakit tersebut telah membuat jumlah kasusnya jauh lebih rendah daripada tetangganya, dengan 480 infeksi, termasuk tujuh kematian, dengan sebagian besar kasus impor.

Washington memutuskan hubungan resmi dengan Taipei pada 1979 untuk mendukung Beijing. Namun, semenjak pemerintahan Presiden Donald Trump, AS telah memprioritaskan penguatan dukungannya terhadap Taiwan dan meningkatkan penjualan senjata.

Beijing yang sudah memiliki hubungan tidak harmonis dengan Washington mengancam tindakan balasan yang tidak ditentukan atas kunjungan Azar. China menganggap Taiwan sebagai provinsi tidak patuh, yang akan dikendalikan dengan kekerasan jika diperlukan. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler