Australia Catat Hari Paling Mematikan Akibat Covid-19

Klaster di Melbourne membuat Australia memberlakukan jam malam.

EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia mencatat hari paling mematikan dari pandemi virus Corona pada Rabu (12/8). Negeri Kanguru itu juga mencatat angka kenaikan harian terbesar kasus positif Covid-19 dalam tiga hari, dan menghilangkan harapan bahwa gelombang kedua Corona yang menghantam negara bagian Victoria akan stabil.

Victoria melaporkan 21 kematian  atau dua lebih banyak dari hari-hari paling mematikan sebelumnya awal pekan ini. Selain itu juga tercatat 410 kasus baru dalam 24 jam terakhir, mengakhiri tiga hari berturut-turut dengan infeksi baru di bawah 400.

Klaster infeksi di Melbourne, ibu kota Victoria dan kota terbesar kedua di Australia, memaksa pihak berwenang pekan lalu untuk memberlakukan jam malam, memperketat pembatasan pada pergerakan harian masyarakat, dan memerintahkan sebagian besar ekonomi negara untuk tutup.

Angka nasional selama 24 jam terakhir belum dirilis tetapi di luar dua negara bagian terbesar di Victoria dan New South Wales (NSW), virus tersebut telah secara efektif dicegah penyebarannya.

Pihak berwenang di NSW sedang berusaha melacak infeksi yang terkait dengan klaster baru di sebuah sekolah di Sydney, yang telah menimbulkan kekhawatiran akan penyebaran komunitas lebih luas.
Australia telah melaporkan lebih dari 22 ribu infeksi dan 352 kematian akibat Covid-19.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler