Di Hari Gajah, India Komitmen Kurangi Konflik Gajah-Manusia

Lebih dari 100 gajah mati karena aktivitas manusia.

ANTARA/Irwansyah Putra
Gajah. ilustrasi
Rep: Fergi Nadira Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI - Kementerian Lingkungan Hidup India merilis pedoman komprehensif untuk mengurangi konflik tersebut melalui peningkatan berbagai intervensi teknologi. Setiap tahun pada tanggal 12 Agustus diperingati sebagai hari gajah sedunia.

Peningkatan tersebut termasuk penggunaan drone yang lebih luas, pagar listrik tenaga surya, dan sensor. India kerap melaporkan sejumlah besar kasus konflik manusia dan gajah setiap tahunnya.

Setiap tahun, konflik manusia-gajah mengakibatkan sekitar 500 kematian manusia dan kerusakan pada ribuan rumah dan jutaan hektar tanaman. Di sisi lain, lebih dari 100 gajah mati karena aktivitas manusia seperti perburuan gading atau daging, keracunan, sengatan listrik dan tabrakan dengan kereta api .

Baca Juga



"Untuk mengelola konflik dan menghindari hilangnya nyawa yang berharga baik manusia maupun gajah, penting untuk memperkuat koeksistensi manusia-gajah," kata Menteri Lingkungan Serikat Prakash Javadekar saat merilis buklet tentang Praktik Terbaik Konflik Manusia-Gajah (HEC) Manajemen di India, Senin lalu dikutip laman Times of India, Rabu (12/8).

Dia mengatakan, upaya sedang dilakukan untuk menyediakan makanan dan air bagi hewan di hutan itu sendiri. Selain itu untuk menangani kasus konflik manusia-hewan yang terus meningkat.

Secara global gajah liar di Asia berada di 13 negara. Estimasi populasi gajah sekitar 50 ribu -60 ribu gajah asia di dunia. Lebih dari 60 persen dari populasi global dari gajah asia yang berada di India.

Sebuah portal nasional tentang konflik manusia dan gajah yang disebut Surakhsya dibuat untuk mengatur konflik yang berdasarkan basis waktu yang tepat. Panduan tersebut berisi protokol, data transmisi dan data visualisasi dari mitigasi konflik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler