Vaksin Masih Uji Klinis, Tetap Disiplin Protokol Kesehatan
Dalam mengatasi pandemi, vaksin hanya menjadi bagian dari penanganan wabah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPD RI Fahira Idris mengakui seluruh rakyat Indonesia berharap besar uji klinis tahap III calon vaksin Covid-19 menuai hasil yang positif. Sehingga bisa segera diproduksi massal dan dilanjutkan dengan vaksinasi kepada seluruh masyarakat Indonesia. Namun, kabar baik ini diharapkan semakin memacu Pemerintah untuk terus melakukan terobosan percepatan penanganan Covid-19 salah satunya semakin memperbanyak tes PCR (polymerase chain reaction).
“Namun disiplin masyarakat terapkan protokol kesehatan dan percepatan penanganan Covid-19 oleh Pemerintah jangan menipis. Masa enam bulan uji klinis ini harus dimanfaatkan semaksimal dan seefektif mungkin memutus mata rantai penularan salah satunya dengan terus memperbanyak tes PCR di semua daerah di Indonesia sesuai anjuran WHO ujar Fahira Idris dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/8).
Fahira meminta penyampaian kabar baik soal klinis tahap III calon vaksin Covid-19 ke publik juga harus disertai dengan penjelasan soal berbagai syarat yang harus dipenuhi sebuah vaksin sebelum diproduksi dan dilakukan vaksinasi massal. Fahira mengatakan, ini penting agar selama enam bulan ke depan, percepatan penanganan Covid-19 semakin baik dan kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan semakin meningkat.
Dalam mengatasi pandemi, menurut Fahira, vaksin hanya menjadi bagian dari penanganan wabah. Jadi jika nanti uji klinis tahap III calon vaksin Covid-19 ini berhasil bukan berarti protokol kesehatan tidak lagi dijalankan. Justru malah harus semakin ketat agar pandemi ini benar-benar berakhir. Walau syarat dan tahapan sebuah calon vaksin menjadi vaksin tidak mudah, tetapi berharap hasilnya baik.
"Tidak hanya di Indonesia tetapi juga di beberapa negara lain yang juga melakukan uji klinis. Kita sangat berharap vaksin ini mampu memberikan perlindungan dan tidak menimbulkan efek samping serta memberikan kekebalan spesifik pada virus Covid-19,” tutup Fahira.