Wapres: Pencapaian SDGs Indonesia Masih Tertinggal

Indonesia masih berada di peringkat 101 dunia dengan total skor 65,3.

KIP/Setwapres
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan pemerintah berupaya memperkuat koordinasi dan platform kerja sama untuk pembiayaan program-program yang terkait pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Rep: Fauziah Mursid Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan pemerintah berupaya memperkuat koordinasi dan platform kerja sama untuk pembiayaan program-program yang terkait pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Ma'ruf mengatakan, berdasarkan SDG Index 2020, upaya pencapaian SDGs di Indonesia mengalami kemajuan atau sesuai on track di beberapa indikator.


Namun demikian, masih perlu penguatan upaya pencapaian SDGs karena secara keseluruhan Indonesia masih berada di peringkat 101 dunia dengan total skor 65,3.

"(SDGs Indonesia) masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga Asia Tenggara seperti Thailand yang berada di peringkat 41 dengan total skor 74,54, Malaysia di peringkat 60 dengan total skor 71,76, dan Filipina di peringkat 99 dengan total skor 65,5," kata Ma'ruf saat menghadiri acara International Conference on Islamic Civilization atau ICIC melalui virtual, Kamis (27/8).

Ia mengatakan, konsep keberlanjutan harus terus didorong diimplementasikan dalam ekonomi, sesuai konsep triple bottom line, atau yang dikenal dengan 3 P (three pis), People, Planet, Profit.

Konsep ini kata Ma'ruf, secara umum mendorong agar kegiatan ekonomi dapat memperhatikan tiga hal utama secara seimbang yaitu manusia, lingkungan dan keuntungan. 

Sebab, kegiatan ekonomi yang progresif selama ini cenderung mendapatkan kritik keras karena cenderung eksploitatif baik terhadap manusia maupun lingkungan. Kegiatan ekonomi dipandang hanya mengejar keuntungan tetapi melupakan dampak yang ditimbulkannya bagi kehidupan sosial dan lingkungan.

"Karenanya, penerapan ekonomi berkelanjutan, sesungguhnya sejalan dengan prinsip ajaran Islam yang rahmatan lil-alamin dan inklusif. Selain itu Islam juga melarang melakukan pengrusakan di bumi (ifsad fil-ardhi), baik kerusakan fisik (fasad maaddi) maupun kerusakan non-fisik (fasad ma'nawi)," kata Ma'ruf.

Sedangkan, pembangunan berkelanjutan yang mengalami kemajuan ada di beberapa indikator seperti pengurangan kemiskinan, penyediaan akses terhadap air bersih dan sanitasi, penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, serta upaya terkait dengan perubahan iklim. Beberapa indikator juga menunjukkan perbaikan secara moderat.

"Seperti pengurangan kelaparan, kesehatan dan kesejahteraan, kualitas pendidikan, penyediaan akses energi bersih dan terjangkau, Inovasi dalam bidang industri dan infrastruktur, serta penguatan institusi peradilan dan perdamaian," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler