Ekonomi Pulih Bertahap, Produksi Industri Jepang Naik

Industri Jepang tumbuh delapan persen pada Juli dibandingkan bulan sebelumnya.

Republika/Thoudy Badai
Produksi pabrik di Jepang mengalami kenaikan dengan laju tercepat pada Juli.
Rep: Adinda Pryanka Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Produksi pabrik di Jepang mengalami kenaikan dengan laju tercepat pada Juli. Mobil dan suku cadang menjadi dua komoditas yang berkontribusi paling signifikan. Tren ini menandakan pemulihan bertahap dari pukulan yang ditimbulkan oleh pandemi virus corona (Covid-19).

Baca Juga


Data Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) pada Senin (31/8) menunjukkan, industri Jepang tumbuh delapan persen pada Juli dibandingkan bulan sebelumnya. Realisasi ini lebih baik dibandingkan perkiraan media ekonom, yaitu naik 5,8 persen.

"Tingkat pertumbuhan ini menjadi yang tercepat dalam catatan sejak 1978," ujar pemerintah, seperti dilansir Reuters, Senin.

Pertumbuhan pada Juli juga menjadi kenaikan bulan kedua berturut-turut setelah mencapai level terendah pada Mei sejak krisis keuangan global. Produsen yang disurvei METI berharap, output meningkat empat persen pada Agustus dan tumbuh 1,9 persen pada September.

Pejabat METI mengatakan, produksi industri akan terus meningkat, namun aktivitas pabrik tetap berada di bawah tingkat sebelum krisis pandemi untuk beberapa waktu.

Tapi, penjualan ritel turun selama lima bulan berturut-turut dengan laju yang lebih cepat. Tren ini mengkhawatirkan bagi konsumsi swasta yang menyumbang lebih dari setengah ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut.

METI mencatat, penjualan ritel turun 2,8 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (yoy) pada Juli. Realisasi ini lebih baik dibandingkan kontraksi 1,7 persen yang diperkirakan para ekonom dalam jajak pendapat Reuters maupun realisasi Juni yang sudah tumbuh negatif 1,3 persen.

Penurunan permintaan mobil membuat penjualan ritel turun. Department store dan supermarket yang tertekan karena perlambatan aktivitas konsumen di tengah lonjakan kasus Covid-19 turut berkontribusi. Permintaan pakaian juga mengalami pukulan.

Data METI menggarisbawahi kerapuhan ekonomi Jepang yang mengalami rekor kontraksi 27,8 persen pada kuartal April hingga Juni. Pandemi berdampak besar terhadap permintaan domestik dan eksternal menjadi penyebabnya.

Para analis percaya, ekonomi telah mencapai titik terendah setelah kebijakan lockdown dicabut pada akhir Mei. Mereka menyebutkan, rebound akan terjadi moderat di tengah kekhawatiran gelombang kedua infeksi.

Ekonom pasar senior di Mizuho Securities Toru Suehiro menuturkan, membaiknya output pabrik akan berjalan pada Agustus. "Output pabrik akan berfluktuasi mulai sekarang untuk settle di sekitar 90 persen dari tingkat sebelum krisis virus corona," ucapnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler