Mengonsumsi Makanan Sehat demi Terhindar Covid-19
GGS selama pandemi memiliki program membantu masyarakat agar kesehatannya tercukupi
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra
Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal Maret lalu, ternyata mengubah pola kebiasaan di masyarakat. Tuntutan yang memaksa sebagian besar orang menghabiskan aktivitas di dalam rumah agar tak tertular virus corona membuat gaya hidup turut berubah. Hal itu lantaran masyarakat menjadi cenderung jarang bergerak dan berlebih mengonsumsi makanan. Alhasil jika itu terus dibiarkan selama pandemi yang belum jelas kapan berakhirnya, dapat berimbas pada masalah kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung, Reihana, menuturkan, dampak pandemi yang ikut memukul daya beli masyarakat membuat tingkat konsumsi menurun. Hal itu dibarengi dengan meningkatnya pembelian makanan siap saji di masyarakat, sehingga konsumsi sayuran berkurang. Kecenderungan saat ini, sambung dia, setiap orang juga lebih memilih makanan yang disukai, bukan malah makanan sehat yang dibutuhkan tubuh.
"Menyediakan makanan ringan (camilan di rumah), makanan kemasan, sehingga berpotensi meningkatkan berat badan. Sering berada di rumah (juga) menyebabkan kurang minum air putih," kata Reihana saat diskusi virtual dengan tema 'GGF Turut Menjaga Kesehatan dengan Gizi Optimal di Masa Pandemi Covid-19, beberapa waktu lalu.
Reihana menuturkan, dampak pola konsumsi yang tidak baik bagi tubuh pada era kenormalan baru dapat memicu empat hal. Pertama stunting, yaitu kondisi gagal pertumbuhan (tubuh dan otak) pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Kedua obesitas, yaitu kondisi kelebihan berat badan karena adanya penumpukan lemak pada tubuh. Di sini seseorang dianggap obesitas jika memiliki body mass index (BIM) >25.
Ketiga underweight, yaitu keadaan gizi kurang yang terjadi akibat kurangnya asupan zat gizi. Keempat wasting, yaitu suatu keadaan kekurangan gizi akut yang banyak terdapat di daerah dengan sosial-ekonomi rendah yang dapat disebabkan asupan nutrisi yang inadekuat dan adanya penyakit. Untuk mengantisipasi semua itu melanda masyarakat dalam cakupan luas, Reihana menyarankan agar setiap orang memenuhi makanan bergizi untuk menjaga kesehatan tubuh pada masa pandemi.
Dia menyebut, pasokan gizi seimbang bisa memainkan peranan penting dalam mempertahankan kondisi tubuh agar tetap sehat. Kemudian, gizi yang tepat dapat mencegah banyak masalah penyakit, termasuk obesitas serta risiko penyakit menular dan tidak menular. "Juga dibutuhkan dukungan orang tua dalam pembiasaan makanan sehat dan olahraga teratur (untuk menjaga kesehatan tubuh)," kata Reihana menambahkan.
Dia pun mengajukan empat pilar gizi seimbang sebagai solusi menjaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Pilar pertama adalah mengonsumsi pangan beraneka ragam. Masyarakat, kata dia, diminta banyak mengonsumsi protein dan mengurangi gula. Sedangkan pilar kedua, membiasakan perilaku hidup bersih.
Dan pilar ketiga, sambung dia, setiap orang harus melakukan aktivitas fisik, misalnya dengan bersepeda yang sedang marak dilakukan kelompok maupun individu. Dengan bersepeda, menurut Reihana, selain menghasilkan keringat, juga untuk menyerap sinar matahari yang baik bagi kesehatan. "Pilar keempat mempertahankan dan memantau berat badan normal," ujar Reihana.
Reihana melanjutkan, pola hidup sehat di era adaptasi kebiasaan baru, yaitu menerapkan gerakan masyarakat hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan yang menjadi harga mati. Karena dengan menaati protokol kesehatan, sambung dia, rantai penyebaran Covid-19 bisa diputus.
Caranya dengan disiplin menggunakan masker, masyarakat juga diminta menjaga jarak, dan rajin cuci tangan atau membawa hand sanitizer ketika keluar rumah. "Selain itu banyak makan buah dan sayur, serta melakukan aktivitas fisik, dan cek kesehatan minimal tiga bulan sekali."
Tidak ketinggalan, Reihana berpesan agar setiap orang rajin mengonsumsi makanan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh supaya tak mudah tertular virus corona. Fokus konsumsi bisa dengan meningkatkan buah-buahan dan sayuran agar membuat tubuh semakin sehat dan dijauhi dari terpapar Covid-19. Secara khusus, kata dia, praktiknya dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, yang berfungsi mengatur sistem kekebalan tubuh dan menjadi pelindung terhadap berbagai infeksi. "Vitamin A bisa kita dapat dari wortel, paprika, ubi jalar, tomat, bayam, dan aprikot, serta daging sapi dan ayam, hati sapi, telur, brokoli," kata Reihana.
Selain itu, dengan mengonsumsi vitamin C juga berfungsi merangsang pembentukan antibodi dan meningkatkan kekebalan tubuh. Reihana menjelaskan, Vitamin C bisa didapatkan dengan memakan jambu biji, paprika merah, tomat, belimbing, jeruk, pepaya, strawberry, dan brokoli," katanya. "Ini yang kita butuhkan saat ini," ucap Reihana. Kemudian, vitamin E juga harus dipenuhi, lantaran dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan menetralkan radikal bebas. Makanan yang mengandung vitamin E, terdiri pepaya, sayuran hijau, kacang almond, biji bunga matahari, paprika, minyak sayur, dan alpukat.
Imun bagus
Health Campaign Specialist Great Giant Foods (GGF), Nanda D Syahpradana, mengatakan, perusahaan memiliki program melindungi dan memberdayakan masyarakat selama masa pandemi Covid-19. Hal itu dibuktikan selama periode Maret-Juni 2020, bantuan yang sudah diberikan GGF meliputi 4,3 ton pisang, sebanyak 4,1 ton buava (jambu biji), 3.800 paket susu segar, 220 ribu paket alat pelindung diri (APD), 120 fasilitas cuci tangan, dan 97.500 cairan disinfektan.
Semua bantuan itu diberikan ke puskesmas dan rumah sakit rujukan, serta masyarakat terdekat yang berlokasi tidak jauh dari pabrik GGF. "Harapannya bantuan itu dapat membantu masyarakat untuk memerangi Covid-19," katanya.
Nanda menerangkan, GGF dalam memberi bantuan juga sekaligus mengedukasi masyarakat untuk memperhatikan pola konsumsi nutrisi yang sangat penting dan dibutuhkan tubuh. Apalagi pada masa pandemi, kata dia, GGF dalam memberi bantuan disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi yang diperlukan masyarakat. "Intinya GGF sangat berkomitmen terhadap masyarakat dan lingkungan, sosial, dan kita ingin maju bersama masyarakat untuk memberi nutrisi selama pandemi Covid-19," katanya.
Dia menegaskan, ketika seseorang mempunyai sistem imun yang bagus, bukan berarti tak bakal kena Covid-19. Bisa saja tertular, namun bisa meminimalisasi risiko kejadian yang lebih fatal. Hal itu terjadi jika tubuh memiliki imunitas kuat, yang disuplai dari makanan sehat, baik sumber hewani maupun nabati. "Oleh karenanya, saya bilang nutrisi itu penting dan realitanya di seluruh dunia semuanya menghadapi tiga masalah utama kesehatan, pertama wasting, stunting, dan obesitas."
Head of Project Management and Marketing PT Sewu Segar Nusantara, Luthfiany Azwawie, mengatakan, pihaknya selama pandemi Covid-19 memiliki program membantu masyarakat agar kesehatannya tercukupi. Tujuannya tentu agar mereka tetap sehat dan tidak tertular Covid-19. Pihak perusahaan, kata dia, salah satunya menyediakan protein ayam potong dan turunannya untuk didistribusikan kepada yang terdampak langsung pandemi. "Baik dibagikan ke yang terdampak maupun keluarganya sebanyak 25 ribu keluarga. Ini dilakukan kolektif," kata Luthfiany.
Dia menjelaskan, masalah pandemi Covid-19 memang mengancam kesehatan masyarakat. Hanya saja, menurut Luthfiany, persoalan krisis gizi tak bisa cuma diselesaikan dengan makan buah sebanyak-banyaknya dalam periode tertentu. Alhasil, kompleksitas masalah tersebut harus ditangani secara menyeluruh, tidak hanya dengan mengonsumsi protein, lemak, dan karbohidrat. GGF pun menyadari itu, dan terlibat membantu masyarakat supaya mereka tidak menjadi korban Covid-19.
"Ini penting, tak bisa diselesaikan dari sisi buah saja. Program yang kami lakukan inisiatif dengan lingkungan terdekat, menyediakan sembako. Secara besarnya menyeluruh program GGF keseluruhan, dari buahnya ada, dari susu ada," terang Luthfiany.