Menteri ESDM 'Sentil' Freeport dan Pertamina
Freeport dan Pertamina diminta segera menyelesaikan proyek smelter dan kilang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melakukan kunjungan kerja ke proyek smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik dan Proyek Kilang Tuban PT Pertamina (Persero) di Provinsi Jawa Timur. Dalam kesempatan ini, Menteri ESDM meminta kedua proyek strategis tersebut dapat dipercepat penyelesaiannya agar segera memberi manfaat nyata bagi bangsa Indonesia.
"Saya berharap proyek smelter PT Freeport ini bisa segera selesai, kita akan terus mendorong ini karena jika ini selesai kita tinggal mendorong industri hilirnya supaya bisa berkembang," ujar Arifin, Kamis (3/9).
Pembangunan smelter PT Freeport ini dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun dan direncanakan selesai pada akhir tahun 2023 mendatang. Investasi dari proyek ini adalah senilai 3 miliar dolar AS.
Usai mengunjungi lokasi Proyek Smelter PT FI, Menteri ESDM selanjutnya mengunjungi lokasi Proyek Kilang Tuban, satu dari tujuh proyek kilang yang ditugaskan Pemerintah untuk dibangun oleh PT Pertamina (Persero).
Harapan yang sama juga diutarakan Menteri ESDM, yang menginginkan Proyek Kilang Tuban dapat dipercepat penyelesaiannya, karena menurut Menteri proyek kilang ini sangat dinanti-nanti oleh Pemerintah.
"Pemerintah juga terus mendorong percepatan Proyek Kilang Tuban. Saya berharap Proyek Kilang Tuban juga dapat berjalan sesuai jadwal yang telah direncanakan dan diharapkan, selesai pada tahun 2026 bahkan diharapkan dapat dilakukan percepatan," ujar Arifin.
Ia juga mengapresiasi upaya-upaya yang dilakukan PT Pertamina dan Rosneft untuk mempercepat pembangunan kilang ini sesuai dengan waktu dan target yang sudah ditentukan.
Saat ini proyek Kilang Tuban berada pada tahap studi Engineering/General Engineerging Design (GED) dengan progres overall Basic Engineering Design (BED) mencapai 51,56 persen.
Proyek Kilang Tuban merupakan proyek yang sangat strategis karena pembangunan kilang minyak akan terintegrasi dengan petrokimia, dengan kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 300 ribu barel minyak per hari dan produksi petrochemical mencapai 3.600 kilo ton per annum (ktpa). Adapun nilai investasinya mencapai USD16 miliar.
Selain itu, Kilang Tuban juga akan memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kualitas Euro V (BBM ramah lingkungan), yaitu gasoline sebesar 80 ribu barel per hari dan diesel sebesar 98 ribu barel per hari.
"Saya yakin proyek ini menciptakan multiplier effect yang sangat besar karena target Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang cukup tinggi, yaitu minimal 40 persen dan menyerap tenaga kerja sebanyak 20 ribu orang," papar Arifin.